Jakarta, CNN Indonesia -- Taiwan menunding China menculik delapan warga negaranya di Kenya. Kedelapan warga Taiwan itu disebut terlibat atas kejahatan siber.
Pada Januari, Kejaksaan Kenya mengatkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan permintaan Beijing untuk mengektradisi 76 orang warga negara China atas kejahatan siber di Kenya untuk persidangan di China.
Namun Taiwan mengatakan bahwa beberapa dari orang itu sebenarnya dari Taiwan dan total 23 warganya telah dibebaskan Selasa oekan lalu oleh pengadilan Kenya, dan diminta meninggalkan Kenya dalam 21 hari.
China, sementara itu, menurut Kementerian Luar Negeri Taiwan, memaksa kepolisian Kenya untuk memaukkan delapan warga taiwan ke pesawat menuju China yang berangkat pada Jumat lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ini adalah tindakan biadab penculikan ilegal dan pelanggaran serius dari hak asasi manusia,” kata Kemlu Taiwan lewat pernyataan pada Senin (11/4).
Partai berkuasa Taiwan, Partai Progresif Demokratik, yang tak mempercayai China, juga menuntut China “merepatriasi rakyat kami dan menjamin hak hukum mereka.”
China menganggap Taiwan sebagai bagian dari China. Kelompok Nasionalis melarikan diri dari China pada perang sipil China dengan kelompok Komunis pada 1949.
Hanya 22 negara yang mengakui Taiwan, sementara yang lain, termasuk Kenya, yang memiliki hubungan diplomatik dengan Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari China.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lu Kang, mengatakan ia perlu memahami lebih jauh situasi tersebut.
Hubungan antara Taiwan dan China membaik setelah Ma Ying-jeou menjabat sebagai presiden Taiwan pada 2008.
Namun China tak mempercayai Presiden Tsai Ing-wen yang kini menjabat.
(stu)