Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah desa kecil dengan pemandangan indah di pedalaman Australia akan dijual seharga AUS$13 juta atau setara dengan Rp130 miliar. Pembeli desa ini akan memiliki puluhan rumah, danau yang penuh ikan dan 35 sapi Highland yang menghuni desa ini.
Agen properti mengungkapkan desa Tarraleah seluas 145 hektar yang terletak di negara bagian Tasmania ini sejak dipasarkan akhir pekan lalu sudah dilirik oleh sejumlah calon pembeli, dari China, Singapura, dan Hong Kong, termasuk juga dari dalam negeri.
"Saya tidak pernah menjual desa sebelumnya," kata agen properti John Blacklow, yang selama lebih dari tiga dekade terakhir bergelut di bisnis penjualan hotel, dikutip dari
AFP pada Kamis (14/4).
Desa yang terletak di Central Highlands awalnya dibangun pada 1920 dan 1930-an untuk wilayah tempat tinggal sekitar 2.000 pekerja pembangkit listrik tenaga air. Namun, seiring semakin banyaknya bendungan dan pembangkit listrik untuk wilayah Tasmania selatan menggunakan teknologi otomatis, maka pekerja tak lagi diperlukan di daerah itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengembang properti Julian Homer sempat membeli seluruh desa itu dan melakukan renovasi besar-besaran serta memugar bangunan art-deco untuk mengubahnya menjadi situs pariwisata.
"Dia akhirnya menyelesaikan program renovasinya, yang memakan waktu 13 tahun, sehingga seluruh 33 bangunan dan infrastruktur di penjuru desa, direnovasi dengan standar yang sangat tinggi," kata Blacklow.
"Sekarang desa ini sudah siap untuk dimiliki oleh operator yang benar-benar dapat mengambil alih dan melanjutkan operasinya sebagai desa wisata," katanya.
Sejumlah agen menyatakan desa Tarraleah menghasilkan pendapatan tahunan hingga AUS$2,1 juta, atau sekitar Rp21 miliar. Saat ini, desa ini tidak memiliki penduduk tetap, dan hanya dihuni oleh sejumlah staf wisata.
Pengunjung desa ini dapat memancing ikan trout dan salmon di danau, berjalan-jalan mengelilingi desa yang memiliki pemandangan indah, bermain golf, bersantai di bar dan tinggal di sejumlah pondok di mana mereka bisa melihat bebek, angsa, kangguru, walabi dan Iblis Tasmania.
Mantan penduduk desa itu, Ingrid Mitchell menyatakan dia "sangat sedih" mendengar Tarraleah akan dijual dan ingin desa itu tetap dimiliki warga lokal.
"Ini merupakan sebuah komunitas yang berkembang, kami memiliki pasar daging, pusat perbelanjaan, sekolah yang selalu sibuk, kantor pos, dan kolam renang," katanya kepada
Australian Broadcasting Corporation, dikutip dari
AFP.
Mitchell tinggal di desa itu pada 1960 ketika ayahnya bekerja di stasiun di desa itu. "Kami dulu berpesta Natal di aula setiap tahun. Masa-masa yang menyenangkan," ujarnya.
Penjualan properti perumahan dan lahan pertanian untuk warga asing, termasuk ke China yang merupakan mitra dagang terbesar Australia, menjadi masalah yang sensitif.
Canberra membatalkan sejumlah penjualan perumahan dan lahan atas dasar melindungi kepentingan nasional.
(ama/den)