Tersangka Teror Paris Punya Dokumen soal Pusat Nuklir Jerman

CNN Indonesia
Kamis, 14 Apr 2016 18:07 WIB
Salah Abdeslam, tersangka utama serangan Paris, dilaporkan memiliki dokumen tentang pusat penelitian nuklir di Jerman, dalam apartemennya di Belgia.
Salah Abdeslam, tersangka utama serangan Paris, dilaporkan memiliki dokumen tentang pusat penelitian nuklir di Jerman, dalam apartemennya di Belgia. (Reuters/Police Nationale/Handout)
Jakarta, CNN Indonesia -- Media Jerman melaporkan bahwa Salah Abdeslam, tersangka utama dalam serangan Paris pada November lalu, memiliki dokumen tentang pusat penelitian nuklir di Juelich, Jerman, di apartemennya di daerah Molenbeek, Brussels, Belgia.

Pusat penelitian nuklir Juelich, yang dekat dengan perbatasan Belgia, merupakan fasilitas yang menyimpan limbah atom. Dalam pernyataannya, fasilitas ini menyatakan bahwa tidak ada indikasi bahaya nuklir di sana dan mereka selalu berkordinasi dengan pihak keamanan dan pengawas nuklir.
Media Jerman, Redaktionsnetzwerk Deutschland (RND) mengutip sejumlah sumber di komite kontrol parlemen yang kerap mengadakan pertemuan rahasia, melaporkan bahwa kepala badan intelijen domestik Jerman (BfV), Hans-Georg Maassen, pada akhir Maret menyatakan kepada komite tersebut bahwa Abdeslam memiliki dokumen tentang pusat penelitian nuklir Juelich.

Dalam laporan RND disebutkan bahwa Maassen menyatakan kepada komite itu bahwa sejumlah artikel dari internet dan foto kepala Juelich, Wolfgang Marquardt, ditemukan di apartemen Abdeslam. Komite parlemen itu bertugas memantau kinerja dari sejumlah badan intelijen Jerman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam laporannya, RND menyebutkan bahwa belum diketahui apakah Maassen telah meneruskan informasi ini ke kanselir atau kementerian dalam negeri.
RND melaporkan bahwa beberapa anggota majelis rendah parlemen Bundestag dan pakar terorisme di BfV menyatakan mereka mengetahui informasi ini dan Maassen telah memberitahu mereka secara diam-diam.

Baik BfV maupun badan intelijen urusan luar negeri (BND) enggan memberikan komentar soal hal ini ketika dihubungi Reuters.

Abdeslam, yang lahir dan besar di Belgia dari keluarga keturunan Maroko, ditangkap pada 18 Maret 2016 di Brussels, ibu kota Belgia. Empat hari setelah penangkapannya, sejumlah serangan bom bunuh diri terjadi di bandara Zaventem dan stasiun metro Molenbeek, menewaskan total 32 orang.

Informasi ini semakin meningkatkan kekhawatiran bahwa kelompok militan mungkin akan mengalihkan serangan mereka ke fasilitas nuklir.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER