Jakarta, CNN Indonesia -- Militan ISIS berhasil menguasai desa-desa di provinsi Aleppo, Suriah, dekat perbatasan Turki. Sebelumnya desa-desa ini dikuasai oleh kelompok pemberontak Suriah.
Laporan ini disampaikan lembaga pemantau Suriah Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris, Kamis (14/4). Wilayah Aleppo sebelumnya memang salah satu medan perang terpanas antara ISIS, pemberontak dan rezim Bashar al-Assad.
"Pertempuran hebat terjadi antara pemberontak dan ISIS setelah para militan mengamankan dan berhasil maju serta menguasai enam desa dekat perbatasan Turki," kata laporan Observatory.
Direktur Observatory Rami Abdel Rahman mengatakan, desa paling penting yang jatuh ke tangan ISIS adalah Hiwar Kallis, sekitar satu kilometer selatan perbatasan Turki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belakangan, lanjut Rahman, jet tempur melancarkan serangan udara di wilayah yang dikuasai ISIS itu, kemungkinan dari koalisi pimpinan Amerika Serikat.
Wilayah dekat perbatasan itu diperebutkan oleh ISIS dan kelompok pemberontak karena merupakan jalur penting bagi pengiriman senjata dan tentara.
Pemberontak sempat memukul mundur ISIS di wilayah itu, sebelum akhirnya digempur pasukan rezim Assad, seperti di kota Al-Rai yang merupakan jalur penting pasokan logistik dari Turki.
Sementara itu, pemberontak dan sekutu mereka dari Front Al-Nusra bertempur sengit dengan pasukan rezim dan militan pro-Assad di selatan Aleppo. Lebih dari 100 orang dari kedua kubu terbunuh dalam pertempuran yang telah berlangsung sejak Minggu itu, seperti dilaporkan Observatory.
Berbagai insiden ini terjadi di tengah gencatan senjata dan perundingan damai di Jenewa, Swiss, antara pemerintah Suriah dan oposisi.
Baik Front Al-Nusra dan ISIS tidak ikut serta dalam perjanjian gencatan senjata yang dimulai pada 27 Februari lalu.
Pemerintah Amerika Serikat khawatir serangan rezim terhadap Al-Nusra di Aleppo bisa meluas ke wilayah yang dikuasai faksi pemberontak moderat, dan menyebabkan gencatan senjata dilanggar serta mengganggu jalannya perundingan damai.
Sedikitnya 270 ribu orang tewas dalam perang sipil di Suriah yang telah berlangsung sejak tahun 2011. Bashar al-Assad menegaskan tidak akan mundur dari tampuk pimpinan, seperti yang didesak masyarakat internasional untuk menghentikan kekerasan di Suriah.
(den)