Jakarta, CNN Indonesia -- Para tim penyelamat Jepang terus menggali reruntuhan bangunan dan lumpur pada Sabtu (16/4) waktu setempat untuk menjangkau lusinan korban yang diduga masih terperangkap usai gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter mengguncang selatan Jepang. Akibat lindu dahsyat ini diperkirakan korban tewas mencapai 26 orang dan melukai ribuan lainnya.
Gempa terjadi pada dini hari yang membuat orang-orang berhamburan dari tempat tidur ke jalan-jalan gelap. Gempa susulan berkekuatan 6,4 Skala Richter pada Kamis yang menewaskan sembilan orang di wilayan tersebut. Turunnya hujan dan cuaca dingin menambah beban tugas tim penyelamat menyelamatkan para korban.
Tayangan televisi memperlihatkan kebakaran, listrik mati, jembatan runtuh, jalan terputus menggantung di atas jurang dan lubang menganga akibat gempa. Menurut pembawa berita stasiun televisi NHK, warga yang tinggal di dekat sebuah bendungan diminta untuk meninggalkan kediamannya karena takut bendungan bakal hancur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya merasa goyangan kuat pada awalnya, kemudian saya terlempar seperti dalam sebuah mesin cuci,” kata seorang siswa Universitas Tokai yang masih terisolasi di desa Minamiaso, Provinsi Kumamoto di Pulau Kyushu, seperti diberitakan Reuters.
Siswa itu menceritakan semua listrik padam dan dia mendengar suara kencang gaduh. Dia mengatakan banyak kebocoran gas dan adanya api. “Itu yang membuat khawatir,” kata siswa itu yang memilih berlindung di dalam sebuah gim universitas dengan 1,000 siswa lain dan warga.
Pemerintah Jepang mengatakan sekitar 190 warganya mengalami luka serius. Banyak orang ketakutan memilih tidur dengan ditutupi selimut di luar rumah sementara lainnya berkemah di persawahan di wilayah terpencil di dekat kota utama.
Pemerintah Jepang mengatakan sekitar 422 ribu rumah tangga tanpa air dan sekitar 100 ribu lain tanpa listrik. Para tentara membuat tenda-tenda untuk pengungsi dan truk bermuatan air dikirim ke wilayah yang memerlukan.
Hujan kencang ditambah angin kencang diramalkan bakal datang, dengan temperatur cuaca diperkirakan anjlok mencapai 13 derajat Celsius pada malam hari. Tim pemadam kebakaran menyediakan terpal-terpal kepada warga agar bisa menutupi atap yang rusak akibat gempa.
“Angin diperkirakan bakal datang dan hujan akan turun dengan lebat,” kata Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan dalam sebuah pertemuan. “Operasi penyelamatan pada malam hari bakal sangat sulit..upaya penyelamatan ini bakal berpacu dengan waktu.”
Serdadu Tentara Bela Diri Jepang di kota Mashiki, dekat dengan pusat lindu, terus menyediakan makanan dan air. “Saya tidak keberatan mengantre. Saya bersyukur bisa mendapat makanan,” kata seorang pria berusia 60 tahunan yang menunggu antrean makanan.
Jepang merupakan wilayah seismik aktif “cincin api” di sekitar Laut Pasifik dan telah membangun kode-kode yang bertujuan membantu struktur-struktur bangunan tahan gempa.
(bag)