Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah sekolah di wilayah utara Malaysia ditutup setelah para siswa dan guru mengalami "kesurupan massal". Mereka mengaku melihat bayangan hitam sebelum berteriak dan tidak sadarkan diri.
Dilaporkan The Independent pada Kamis (21/4), kasus yang disebut oleh media Malaysia sebagai "histeria massal" ini terjadi di sekolah SKM Pengkala Chepa 2, Kota Baru, sejak pekan lalu.
Kepala sekolah, Siti Hawa Mat menyatakan bahwa semua korban mengaku melihat sosok hitam yang sama, dan hingga Rabu (20/4), sebanyak 50 murid dan 11 guru mengalami kesurupan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekolah itu kemudian ditutup pada Kamis setelah tiga orang kembali terserang histeria.
Menurut laporan
Strait Times, beberapa siswa menyatakan mereka melihat bayangan hitam menakutkan di kantin, aula dan ruang kelas.
Sekolah yang terletak di Kelantan ini sempat dibuka kembali pada Minggu (17/4) setelah pihak berwenang mengundang para pemuka agama Islam dan bomoh atau paranormal untuk membantu mengatasi serangan histeria di sekolah itu.
Namun, menurut laporan
Free Malaysia Today, para siswa tetap kesurupan, dengan menjerit dan berteriak.
Nurlailawati Ramli, seorang guru di sekolah itu, mengatakan kepada saluran televisi lokal
Astro Awani, "Ketika saya memegang salah satu murid, tangan saya merasakan berat yang tidak biasa."
"Saya mengucapkan Istigfar. Kemudian situasinya di luar kendali pada saat itu. Tapi setelah para siswa pulih dan kembali ke rumah, saya kemudian merasakan seseorang bersandar di sisi sebelah kiri saya. Saya melihat bayangan, seperti sosok hitam," katanya menambahkan.
Guru lain, Kamariah Ibrahim, menyatakan dia mencoba melafalkan ayat-ayat Al-Quran ketika menyadari mulai tidak bisa mengendalikan dirinya.
"Saya melihat sosok hitam, seperti mencoba untuk masuk ke dalam tubuh saya, tetapi rekan-rekan saya mengelilingi saya, membaca ayat-ayat Al-Quran. Saya merasa kepala saya membengkak, saya mati rasa dan terus menangis," ujarnya.
"Saya diam-diam membaca ayat Kursi, terus menerus, lalu kepala saya terasa lebih ringan setelah satu jam," katanya.
Dalam psikologi, kasus kesurupan massal ini terkait dengan serangan histeria, atau keadaan emosi yang meledak-ledak, dan tidak ada hubungannya dengan dunia spiritual.
Kasus ini pernah terjadi di Afghanistan pada tahun 2012, saat para siswa di sebuah sekolah mengalami histeria massa.
Serangan histeria juga pernah terjadi di Afghanistan pada 2012. Taliban mengklaim bahwa para siswa telah mereka racuni, namun WHO menyatakan bahwa mereka menderita histeria.
Kasus serupa terjadi di Tanganyika pada tahun 1962, saat terjadi epidemi tertawa sebelum negara itu bergabung dengan Tanzania.
Puluhan sekolah di sejumlah desa ditutup selama berbulan-bulan karena warga, siswa dan guru tidak dapat berhenti tertawa tanpa alasan yang jelas. Kasus ini belakangan juga dikategorikan sebagai serangan histeria.
Pada 2013, para siswa sekolah menengah atas di Filipina mengaku kerasukan roh jahat, menyebabkan sekolah itu ditutup sementara.
(ama/den)