Dukung Clinton, PM Italia Kritik Kebijakan Trump

Elvina Rosita/Reuters | CNN Indonesia
Senin, 25 Apr 2016 17:12 WIB
Perdana Menteri Italia Matteo Renzi menilai kandidat capres AS dari Partai Republik, Donald Trump, memiliki kebijakan yang mengutamakan ketakutan.
Perdana Menteri Italia Matteo Renzi menilai kandidat capres AS dari Partai Republik, Donald Trump, memiliki kebijakan yang mengutamakan ketakutan. (Reuters/Remo Casilli)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Italia Matteo Renzi mengkritik kandidat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, yang dinilainya memiliki "kebijakan yang mengutamakan ketakutan" dan menegaskan bahwa dia mendukung Hillary Clinton.

"Saya sangat mendukung Hillary Clinton karena saya pikir dia seorang wanita yang mampu memberikan keamanan untuk setiap mitranya, untuk memberikan pesan kerja sama dengan pihak lain, untuk melanjutkan kebijakan dari Presiden [Barack] Obama," kata Renzy dalam program "Fareed Zakaria GPS" di CNN, Minggu (24/4).

"Saya menganggap Donald Trump seorang pria yang menanamkan banyak dalam kebijakan yang menakutkan," katanya, dikutip dari Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil pengumpulan delegasi melalui sistem primer dan kaukus di AS menunjukkan bahwa Trump, yang merupakan miliarder real-estate, kini masih memuncaki dukungan dari Partai Republik. Sementara di kubu Demokrat, Clinton yang pernah menjabat sebagai menteri luar negeri AS juga merupakan kandidat capres terkuat saat ini, di atas rivalnya, Bernie Sanders.

Pemimpin negara Eropa lainnya, Kanselir Jerman Angela Merkel, menyebut kebijakan immigrasi Trump "gila," dan menolak berkomentar soal Trump.

"Saya berkonsentrasi penuh pada tugas saya di tahun 2016, yang membuat saya cukup sibuk," katanya dalam konferensi pers bersama Obama di Jerman.

Trump sebelumnya menyatakan bahwa krisis pengungsi bisa memicu revolusi dan bahkan akhir dari Eropa.

Sekitar satu juta imigran, yang melarikan diri Suriah, Irak, Afghanistan dan negara-negara konflik lain di Timur Tengah, Asia dan Afrika telah berdatangan ke Eropa melalui Yunani sejak tahun lalu.

Sebagian besar arus pengungsi di Eropa ditampung di Jerman, yang dinilai sebagai negara yang paling ramah terhadap pengungsi. Negara tetangga Suriah, Turki kini menjadi pusat tempat pengungsian dengan total 2,7 juta pengungsi asal Suriah. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER