Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kanada memberikan pernyataan resmi terkait eksekusi salah satu warga negaranya oleh kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengecam aksi tersebut dan menyebut eksekusi yang dilakukan Abu Sayyaf sebagai pembunuhan berdarah dingin.
“Kanada mengecam aksi brutal yang dilakukan terhadap para sandera yang mengakibatkan kematian yang tidak perlu ini. Ini adalah pembunuhan berdarah dingin yang sepenuhnya merupakan tanggung jawab kelompok teroris pelaku penyanderaan,” kata Trudeau di sela-sela sidang kabinetnya di Alberta, Kanada, seperti dikutip
Reuters, Selasa (26/4).
“Pemerintah Kanada berkomitmen bekerjasama dengan pemerintah Filipina dan mitra internasional untuk menangkap mereka yang bertanggungjawab atas tindakan mengerikan ini.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meksipun demikian, Trudeau menolak memberi informasi lebih lanjut mengenai negoisiasi dengan pihak teroris tentang pembayaran tebusan. Dia juga tidak memberi tanggapan mengenai upaya pemerintah membebaskan tawanan asal Kanada lainnya, Robert Hall.
John Ridsdel (68) yang berprofesi sebagai eksekutif industri pertambangan, disandera kelompok Abu Sayyaf, bersama tiga orang lainnya, di Pulau Samal, September 2015 silam. Adapun, sandera lainnya yang ditahan bersama dengan Ridsdel dan Hall adalah seorang warga negara Norwegia dan seorang wanita Filipina.
Selain empat sandera yang disebutkan sebelumnya, Abu Sayyaf juga menahan beberapa sandera asing lainnya termasuk seorang warga negara Belanda, satu orang warga Jepang, empat warga Malaysia dan 14 tawanan dari Indonesia.
(les)