Jakarta, CNN Indonesia -- PBB akan memberikan bantuan makanan kepada korban yang selamat usai gempa berkekuatan 7,8 SR mengguncang Ekuador pekan lalu. Gempa yang menyebabkan lebih dari 650 orang tewas ini juga menyebabkan krisis kelaparan di negara itu.
Sejumlah bantuan kini tengah disalurkan di Ekuador, sementara otoritas masih memperhitungkan dampak gempa yang melanda negara di kawasan pantai Pasifik ini pada 16 April lalu.
Dilansir dari
Reuters pada Senin (25/4), data Badan pangan PBB, WFP, menunjukkan sekitar satu dari setiap 30 warga Ekuador, atau total sekitar setengah juta orang, membutuhkan bantuan makanan setelah gempa menghancurkan perekonomian negara itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
WFP siap menyediakan makanan bagi 260 ribu warga yang paling membutuhkan, termasuk anak-anak, warga di pengungsian dan mereka yang dirawat di rumah sakit.
Juru bicara WFP, Alejandro Chicheri dalam wawancara melalui telepon dengan
Thomson Reuters Foundation memaparkan bahwa situasi di lokasi gempa masih rentan.
"Ada banyak warga di jalan-jalan yang meminta bantuan," katanya. "Mereka berharap mendapatkan bantuan."
Bantuan darurat diupayakan oleh pemerintah dan sejumlah pekerja bantuan dari lembaga asing dengan mendistribusikan makanan, air dan obat-obatan di sejumlah daerah yang paling terkena dampak gempa.
WFP memperkirakan bantuan selama tiga bulan ini akan memakan biaya sekitar US$34 juta, atau sekitar Rp448 miliar. Chicheri berharap jumlah uang yang tak sedikit itu mereka dapatkan dari para pendonor publik dan swasta.
Presiden Ekuador, Rafael Correa mengumumkan hari berkabung bagi korban gempa pada Sabtu (23/4) selama delapan hari.
Pekan lalu, Correa menyatakan gempa menimbulkan kerugian sebanyak US$2 miliar hingga US$3 miliar, yang melumpuhkan kondisi perekonomian negara yang bertumpu pada sektor perminyakan ini.
(ama)