Militer AS Luncurkan Serangan Siber Terhadap ISIS

Elvina Rosita/AFP | CNN Indonesia
Kamis, 28 Apr 2016 01:09 WIB
Militer Amerika Serikat tengah meluncurkan serangan siber terhadap ISIS dalam upaya meningkatkan serangan terhadap kelompok militan ini.
Ilustrasi serangan siber (Reuters/Kacper Pempel)
Jakarta, CNN Indonesia -- Militer Amerika Serikat tengah meluncurkan serangan siber terhadap ISIS dalam upaya meningkatkan serangan terhadap kelompok militan ini.

Sejak Agustus 2014, koalisi serangan udara yang dipimpin AS menggempur markas ISIS di Irak dan Suriah. Para pejabat AS telah lama menekankan pentingnya menggunakan teknik siber untuk menyerang ISIS, seperti mempersibuk jaringan ISIS untuk membatasi komunikasi antar militan dan menjangkau orang-orang yang berpotensi bergabung dengan militan.

"Kami sekarang memulai mengerahkan kemampuan siber kami dalam perang melawan Daesh [ISIS]," kata Mayor Jenderal Peter Gersten kepada wartawan di Pentagon, Selasa (26/4), dikutip dari AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gersten tidak menjelaskan dengan rinci serangan siber tersebut, tetapi menyatakan bahwa upaya tersebut "sangat terkoordinasi" dan "sangat efektif."

Pada Februari lalu, Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter, dan perwira militer AS, Jendral Joe Dunford, menyatakan Amerika Serikat bertekad untuk "mempercepat" kampanye anti ISIS, dan menunjukkan bahwa perang siber yang akan memainkan peran penting.

Semenatara, pada awal bulan ini, Wakil Menteri Pertahanan AS, Robert Work, menyatakan bahwa "Kami menjatuhkan bom siber" kepada ISIS.

Menurut laporan The New York Times pada Minggu (24/4), AS menempatkan sebuah "implan" dalam jaringan ISIS yang memungkinkan para ahli untuk mengawasi gerak-gerik kelompok ini dan meniru serta merubah pesan dari komandan mereka, sehingga tanpa disadari mengarahkan para pejuang ke daerah yang terkena serangan pesawat tempur.

Komando Siber AS bertugas untuk melindungi militer Amerika dan masyarakat sipil dari serangan, serta mengerahkan strategi siber jika diperlukan.

Pada 2018 mendatang, akan ada lebih 6000 militer dan para pakar teknik yang bekerja di 133 tim. Salah satu tim tersebut, yang terdiri dari 65 orang, sudah bekerja di Timur Tengah dan melakukan operasi siber terhadap jaringan ISIS.

Laksamana Michael Rogers, ketua Komando Siber AS dan National Security Agency (NSA), menolak untuk memberikan informasi lebih lanjut terkait informasi ini.

"Kami telah secara terbuka mengakui bahwa kita menggunakan perang siber sebagai upaya lain untuk melawan ISIS," kata Rogers pada konferensi keamanan siber di Georgetown University.

"Saya ingin mereka sadar: Kami akan menyerang kalian di medan perang kinetik, kita akan melawan kalian dengan dinamika informasi, kami berkomitmen dalam pertarungan ini," katanya menambahkan. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER