Ribuan Demonstran Polandia Unjuk Rasa Antipemerintah

Resty Armenia/Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 08 Mei 2016 15:46 WIB
Puluhan ribu warga Polandia menyerukan aksi protes menuduh partai berkuasa telah meruntuhkan demokrasi dan membuat masa depan Polandia di Eropa berisiko.
Puluhan ribu warga Polandia menyerukan aksi protes menuduh partai berkuasa telah meruntuhkan demokrasi dan membuat masa depan Polandia di Eropa berisiko. (Reuters/Kacper Pempel)
Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan ribu warga Polandia mengibarkan bendera negaranya dan memenuhi jalan-jalan di Warsaw pada Sabtu (7/5), menyerukan aksi protes menuduh Partai Hukum dan Keadilan (PiS), yang beraliran konservatif dan berkuasa sejak tahun lalu, telah meruntuhkan demokrasi dan membuat masa depan Polandia di Eropa berisiko.

Barisan demonstran memanjang hingga sekitar 3 kilometer di sekitar bulevar dekat Istana Kepresidenan Polandia. Wali Kota Warsaw, Hanna Gronkiewicz-Waltz, yang juga seorang anggota partai oposisi Civic Platform (PO), memperkirakan terdapat 200 ribu demonstran yang turun dalam aksi protes kali ini.

Para kritikus berpendapat bahwa pemerintahan yang nasionalis tengah membatasi proses checks and balances yang demokratis dan memberikan ganjalan antara Polandia dan sekutunya di Uni Eropa. Polandia bergabung dengan Uni Eropa pada 2004.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demonstran juga mengatakan bahwa idealisme PiS yang skeptis terhadap Eropa dapat mendorong Polandia, yang dulunya merupakan negara satelit Soviet, kembali masuk ke dalam pengaruh Rusia.

Pemimpin PO, Grzegorz Schetyna, berkata pada para demonstran bahwa aksi protes kali ini merupakan yang terbesar sejak demonstrasi besar warga Polandia kala menendang kekuasan komunis pada 1989.

Sejumlah aksi PiS, termasuk upaya-upaya untuk semakin mengendalikan peradilan dan media publik, telah mendesak para petinggi Komisi Uni Eropa untuk meluncurkan prosedur "Peraturan Hukum" yang dapat berdampak pada ditangguhkannya hak memilih untuk Polandia.

Dukungan Kuat

PiS, yang secara ekonomi condong ke kiri, mengatakan bahwa pihaknya harus menguatkan pegangannya terhadap institusi-institusi pemerintah agar bisa membagi keuntungan dari transformasi ekonomi secara lebih adil. Mereka juga berpendapat, Polandia perlu mempertahankan kepentingannya secara lebih tegas di Uni Eropa.

Saat aksi protes acapkali terjadi, PiS tetap menikmati dukungan kuat dan populer. Dalam jajak pendapat yang digelar baru-baru ini, PiS mendapat 33 persen suara dukungan, hanya beberapa poin menurun dari pemilu yang digelar pada Oktober tahun lalu dan masih unggul dari PO yang merupakan partai oposisi terbesar di parlemen.

Demo yang dilakukan pada Sabtu lalu diinisiasi oleh berbagai grup dan partai oposisi di parlemen yang pro-Eropa, termasuk PO dan Partai Modern (Nowoczesna), partai yang liberal dan dipimpin oleh mantan ahli ekonomi Bank Dunia.

Para demonstran ingin agar PiS lebih menghormati standar pemerintahan Uni Eropa. Hal itu ditunjukkan dengan mengibarkan bendera Merah Putih Polandia dan bendera Uni Eropa sembari meneriakkan, "kita sedang dan akan selalu di Eropa."

"Dengan tidak menghormati nilai-nilai Eropa, PiS memastikan bahwa kita awalnya akan menemukan diri kita di pinggiran Uni Eropa, kemudian di luar (organisasi) itu," ujar juru bicara Partai Modern, Kamila Gasiuk-Pihowicz, kepada para demonstran.

"Hanya ada dua kereta yang meninggalkan stasiun sejarah di mana Polandia sedang berdiri. Pertama adalah European Express. Yang lainnya adalah Trans-Siberian Railway," katanya.

PiS merilis video pada Sabtu (7/5) yang menampilkan sang pimpinan partai, Jaroslaw Kaczynski, berkata, "Hari ini, berada di Eropa, berarti berada di dalam Uni Eropa."

"Kita ingin menjadi anggota Uni Eropa, karena kita ingin memiliki pengaruh dalam nasib Eropa. Tapi posisi kita tergantung pada kekuatan kita. Kita harus mendapatkan posisi yang kuat, menjadi sebuah bangsa Eropa yang kuat," kata saudara kembar mantan Presiden yang telah wafat, Lech Kaczynski, itu. (ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER