AS Berlayar Dekat Pulau Sengketa, China Kerahkan Jet Tempur

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 11 Mei 2016 10:19 WIB
China mengerahkan sejumlah jet tempurnya di perairan Laut China Selatan, sebagai respon menanggapi berlayarnya kapal perang Amerika Serikat di pulau sengketa.
China mengerahkan sejumlah jet tempurnya di perairan Laut China Selatan, sebagai respon menanggapi berlayarnya kapal perang Amerika Serikat di pulau sengketa. (Reuters/U.S. Navy)
Jakarta, CNN Indonesia -- China mengerahkan sejumlah jet tempurnya di perairan Laut China Selatan, sebagai respon menanggapi berlayarnya kapal perang Amerika Serikat di pulau karang Fiery Cross Reef yang dipersengketakan.

Dilaporkan Reuters pada Selasa (10/5), pemerintah China mengecam tindakan AS itu dan menyebutnya sebagai patroli ilegal yang mengancam perdamaian.

Patroli itu dilakukan AS menggunakan kapal perusak berpeluru kendali, USS William P. Lawrence, yang berlayar dalam jarak 12 mil laut, atau sekitar 22 km dari Fiery Cross Reef yang diduduki China, menurut keterangan dari juru bicara Departemen Pertahanan AS, Bill Urban.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Urban memaparkan bahwa hal itu merupakan bagian dari operasi kebebasan navigasi yang dilakukan untuk "menantang klaim maritim berlebihan" oleh China, Taiwan, dan Vietnam yang berusaha membatasi hak navigasi di Laut China Selatan.

Kementerian Pertahanan China mengerahkan dua jet tempur beserta tiga kapal perang China untuk menanggapi tindakan AS. Tiga kapal perang China itu bahkan mengekor kapal perang AS dan mendesaknya untuk meninggalkan wilayah itu.

"Patroli AS kembali membuktikan bahwa konstruksi fasilitas defensif China di pulau karang itu dan di Kepulauan Nansha masuk akal dan benar-benar diperlukan", katanya, menggunaka nama China untuk menyebut Kepulauan Spratly.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lu Kang menyatakan kapal AS secara ilegal memasuki perairan Cina.

"Tindakan AS mengancam kedaulatan dan keamanan kepentingan China, mengancam staf dan fasilitas di pulau karang, dan merusak perdamaian dan stabilitas regional," katanya dalam konferensi pers harian.

Sementara, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, mengesampingkan dugaan apakah patroli ini dilakukan menjelang kunjungan Obama ke negara-negara Asia bulan ini.

"Ini bukan strategi apapun kecuali sebagai operasi kebebasan navigasi," katanya kepada para wartawan di London.

China mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan, salah satu jalur perdagangan tersibuk di dunia dengan nilai perdagangan yang melewatinya mencapai lebih dari US$5 triliun per tahun.

Klaim China atas sekitar 90 persen Laut China Selatan tumpang tindih dengan klaim dari Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina dan Taiwan.

Pemerintah AS khawatir China akan menggunakan sejumlah fasilitas yang berada di Fiery Cross Reef, termasuk landasan pacu sepanjang 300 meter, untuk tujuan militer.

Para pejabat AL AS juga mempercayai bahwa China berencana memulai reklamasi dan konstruksi di Scarborough Shoal, yang berada di wilayah utara kepulauan Spratly, yang diklaim Filipina dan berada dalam jarak 200 meter zona ekonomi eksklusif.

Bulan lalu, Pentagon menyerukan China untuk menegaskan kembali komitmennya untuk tidak mengerahkan pesawat militer di kepulauan Spratly, setelah Beijing mendaratkan pesawat militer untuk mengevakuasi pekerja yang sakit dari Fiery Cross Reef. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER