Jakarta, CNN Indonesia -- Kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat berlayar dekat pulau karang yang dipersengketakan di perairan Laut China Selatan. Tindakan AS ini dilakukan hanya beberapa hari setelah China menyatakan kecaman publik internasional terhadap klaim China di perairan ini tidak akan membawa pengaruh apapun.
Operasi kebebasan navigasi yang diluncurkan oleh kapal perang USS William P. Lawrence dilakukan dengan berlayar dalam jarak 12 mil laut melewati Fiery Cross Reef, pulau karang yang diklaim oleh China. Langkah ini dinilai "menantang klaim maritim di Laut China Selatan," kata juru bicara Departemen Pertahanan, Bill Urban.
"Klaim maritim yang berlebihan tidak sesuai dengan hukum intenasional yang tercermin dalam Konvensi Hukum Laut bahwa mereka membatasi hak navigasi Amerika Serikat dan semua negara," kata Urban dalam pernyatannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pihak yang mengklaim [pulau karang itu] tidak diberitahu soal pelayaran ini sebelumnya, sesuai dengan proses yang biasanya diterapkan dan hukum intenasional," ujarnya.
Pemerintah AS khawatir China akan menggunakan sejumlah fasilitas yang berada di Fiery Cross Reef, termasuk landasan pacu sepanjang 300 meter, untuk tujuan militer.
Para pejabat AL AS juga mempercayai bahwa China berencana memulai reklamasi dan konstruksi di Scarborough Shoal, yang berada di wilayah utara kepulauan Spratly, yang diklaim Filipina dan berada dalam jarak 200 meter zona ekonomi eksklusif.
China mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan, salah satu jalur perdagangan tersibuk di dunia dengan nilai perdagangan yang melewatinya mencapai lebih dari US$5 triliun per tahun.
Klaim China atas sekitar 90 persen Laut China Selatan tumpang tindih dengan klaim dari Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina dan Taiwan.
Bulan lalu, Pentagon menyerukan China untuk menegaskan kembali komitmennya untuk tidak mengerahkan pesawat militer di kepulauan Spratly, setelah Beijing mendaratkan pesawat militer untuk mengevakuasi pekerja yang sakit dari Fiery Cross Reef.
"Fiery Cross sangat senstif karena dianggap menjadi penghubung operasi militer China di Laut China Selatan, mengingat infrastruktur yang sudah meluas, termasuk pelabuhan yang besar dan landasan pacu sepanjang 3000 meter," kata Ian Storey, seorang ahli Laut China Selatan di ISEAS Yusof Ishak Institute Singapura.
"Waktunya juga sangat menarik. Ini ditunjukkan menjelang perjalanan Presiden Obama ke Vietnam pada bulan ini," kata Storey menambahkan.
(ama)