Hari Ini, 4 WNI Sandera Abu Sayyaf Diserahkan ke Pemerintah

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 12 Mei 2016 12:15 WIB
Keempat ABK asal Indonesia, yang telah dibebaskan dari penyekapan oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf, akan diserahkan zri pihak Filipina ke pemerintah RI.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi sempat bertemu Menteri Luar Negeri Filipina, Jose Rene Almendras, di Indonesia guna membahas nasib keempat ABK WNI yang disandera Abu Sayyaf. (Antara/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Keempat anak buah kapal asal Indonesia yang telah dibebaskan dari penyekapan oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf akan diserahkan dari pihak Filipina ke pemerintah Indonesia pada hari ini, Kamis (12/5).

"Siang ini akan diadakan serah terima ABK dari pemerintah Filipina ke pemerintah Indonesia," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Arrmanatha Nasir, dalam jumpa pers di Jakarta.

Setelah proses serah terima, anak buah kapal TB Henry dan tongkang Crista itu akan dibawa ke kapal KRI yang sudah bersiaga di sekitar laut antara Filipina dan Indonesia. Mereka akan dibawa ke Tarakan sebelum akhirnya tiba di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sampai saat ini, proses masih berlangsung. Jika semua lancar, besok atau sore ini ABK sudah bisa berada di Jakarta," ucap Arrmanatha.

Keempat WNI itu disandera sejak 15 April lalu saat kapal mereka dalam perjalanan dari Cebu, Filipina, menuju Tarakan, Kalimantan Utara. Presiden Joko Widodo dalam pernyataan pada Rabu (11/5) mengatakan, pembebasan keempat ABK merupakan hasil kerja sama baik antara pemerintah Indonesia dan Filipina.

Sebelumnya, Retno Marsudi bertemu Menteri Luar Negeri Filipina, Jose Rene Almendras, di Indonesia pada Rabu (4/5). Nasib keempat WNI dibahas dalam pertemuan tertutup itu. Pertemuan ini merupakan yang kedua dalam kurun waktu 40 hari terakhir dan merupakan hasil inisiatif pemerintah Indonesia.

Namun menurut Arrmanatha, proses pembebasan ini tak hanya melibatkan unsur pemerintahan dan angkatan bersenjata kedua negara, tapi juga pihak-pihak lain.

"Kami bekerja sama dengan berbagai unsur dan yang membantu bukan hanya pemerintah. Oleh karena itu, kami tidak bisa memberi detail karena keadaan di Filipina selatan sangat dinamis. Kami tidak ingin membahayakan orang yang sangat membantu dengan membeberkan detailnya karena menyangkut keselamatan mereka," tutur Arrmanatha.

Ketika ditanya mengenai ada atau tidaknya tebusan yang dibayarkan, Arrmanatha hanya menjawab, "Sejak awal pemerintah Indonesia, baik itu saat penyanderaan yang 10 orang dan 4 orang sekarang ini, pemerintah Indonesia tidak memiliki kebijakan untuk bayar tebusan."

Sebelumnya, sebanyak 10 ABK WNI juga telah dibebaskan oleh kelompok Abu Sayyaf asal Filipina. Disinyalir, kedua kelompok WNI diculik oleh komplotan Abu Sayyaf yang berbeda. Menurut Retno, masalah siapa yang menculik para WNI tidak penting.

"Tidak penting. Fokus kita satu, mereka bisa bebas dalam kondisi selamat," kata Retno. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER