Puluhan Tersangka Teroris Menyusup dalam Imigran ke Jerman

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 12 Mei 2016 13:16 WIB
Pemerintah Jerman tengah menyelidiki 40 kasus tersangka militan yang diduga menyusup di antara gelombang imigran dari Timur Tengah yang memasuki Jerman.
Jumlah imigran yang memasuki Jerman menurun secara dramatis dalam beberapa bulan terakhir karena penutupan perbatasan Yunani dengan Makedonia. (Reuters/Marko Djurica)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Jerman tengah menyelidiki 40 kasus tersangka militan yang diduga menyusup di antara gelombang imigran dari Timur Tengah yang memasuki Jerman.

Jumlah kasus itu meningkat dua kali lipat dari jumlah kasus serupa pada Januari, dan diperkirakan akan memperdalam kekhawatiran soal meningkatnya ancaman keamanan di Jerman, salah satu negara besar Eropa yang tidak mengalami serangan militan berskala besar seperti Perancis dan Belgia beberapa bulan terakhir.

Dilaporkan Reuters pada Rabu (11/5), pemerintah Jerman sebelumnya dinilai meredam risiko menyusupnya militan ISIS di antara 1,1 juta imigran yang memasuki negara itu, untuk menghindari meningkatnya kekhawatiran publik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, kepala badan intelijen domestik Jerman, Hans-Georg Maassen, menyatakan dalam konferensi pekan lalu bahwa meskipun terdapat cara yang lebih efisien untuk menyelundupkan militannya, ISIS nampaknya sudah mengirimkan sejumlah militan melalui rute Balkan dari Yunani demi menghembuskan isu tentang pengungsi dan "mengirim sinyal politik."

"Bukan rahasia lagi ketika saya menyatakan saya khawatir tentang tingginya jumlah pendatang yang identitasnya tidak kita ketahui karena mereka tidak memiliki dokumen ketika mereka memasuki negara ini," kata Maassen.

Jumlah imigran memasuki Jerman mencapai puncaknya pada musim gugur lalu, dengan lebih dari 10 ribu orang memasuki memasuki negara itu. Namun, jumlah ini menurun secara dramatis dalam beberapa bulan terakhir karena penutupan perbatasan Yunani dengan Makedonia.

Kesepakatan antara Uni Eropa dan Turki dalam menampung pengungsi juga dinilai berhasil mengurangi minat imigran untuk menyebrangi Laut Aegea.

Penurunan jumlah pengungsi sementara ini meredamkan tekanan politik terhadap Kanselir Jerman, Angela Merkel, yang dihujani kritik tahun lalu karena menyambut ratusan imigran yang melarikan diri dari Timur Tengah dengan slogan optimis "Kami bisa melakukan ini."

Seorang juru bicara polisi federal Jerman atau Bundeskriminalamt (BKA), menyatakan terdapat 369 peringatan kemungkinan ekstremis memasuki negara itu sejak gelombang pengungsi tahun lalu. Sebanyak 40 peringatan di antaranya kini tengah diselidiki oleh otoritas federal dan negara bagian.

Jumlah ini merupakan peningkatan tajam dari 213 peringatan yang berujung kepada 18 penyelidikan polisi yang tercatat pada awal Januari lalu.

"Para pejabat keamanan Jerman memiliki indikasi bahwa anggota dan pendukung organisasi teroris sedang diselundupkan di antara pengungsi dengan cara yang terorganisir untuk meluncurkan serangan di Jerman," kata juru bicara BKA.

Dua pelaku bom bunuh diri pada serangan teror di Paris pada 13 November lalu diyakini tiba di Eropa melalui rute Balkan. Begitu juga dengan dua pria yang diyakini seharusnya berpartisipasi dalam serangan itu, namun batal dan ditahan di penampunagn pengungsi di Salzburg pada December lalu.

Terdapat juga bukti bahwa Saleh Abdeslam, yang diyakini sebagai tersangka tunggal dari serangan itu, merupakan perekrut tiga militan yang tak teridentifikasi dan diyakini memasuki Eropa bersama para pengungsi melalui kota Ulm di Jerman selatan pada Oktober tahun lalu.

Pada awal Februari, pemerintah Jerman menangkap seorang pria Aljazair berusia 35 tahun dan istrinya di sebuah pusat pengungsi di kota Attendorn. Pria yang diduga anggota ISIS itu dilaporkan berpura-pura berasal dari Suriah ketika memasuki Jerman pada musim gugur 2015.

Beberapa hari kemudian, seorang pria berusia 32 tahun ditangkap di kota Mainz, diduga pernah bergabung bersama kelompok militan di Suriah timur sebelum melakukan perjalanan ke Jerman melalui Turki. (ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER