Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Jerman diperkirakan akan menghabiskan sekitar 93,6 miliar euro, atau sekitar Rp1.400 triliun, untuk mengatasi krisis pengungsi yang sejak tahun lalu membanjiri negara ini. Informasi ini terungkap dari laporan majalah
Der Spiegel yang mengutip rancangan dokumen kementerian keuangan federal Jerman yang tengah bernegosiasi dengan pemerintah dari 16 negara bagian di Jerman.
Anggaran yang cukup besar ini dikhawatirkan akan memicu berkembangnya sentimen antiimgran yang belakangan mulai marak di Jerman, negara yang menampung lebih dari satu juta pengungsi yang melarikan diri dari negara konflik, khususnya Suriah, sejak 2015 lalu.
Dilaporkan
Reuters,
Der Spiegel melaporkan bahwa perhitungan kementerian keuangan itu sudah termasuk biaya untuk menampung dan mengintegrasikan pengungsi, serta mengatasi penyebab para imigran melarikan diri dari negaranya yang dilanda konflik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pejabat kementerian memperkirakan jumlah ini berdasarkan 600 ribu imigran yang tiba di Jerman tahun ini, 400 ribu imigran yang akan datang tahun depan dan sekitar 300 ribu yang diperkirakan tiba pada tahun-tahun berikutnya.
Para pejabat berharap 55 persen imigran akan memiliki pekerjaan setelah tinggal selama lima tahun di Jerman.
Jumlah pengungsi yang datang ke Jerman belakangan mulai menurun, utamanya karena terdapat kesepakatan menampung pengungsi antara Uni Eropa dan Turki.
Kesepakatan itu menyetujui bahwa imigran yang datang yang Eropa akan ditampung di Turki, dengan imbalan Uni Eropa akan memberlakukan bebas visa bagi warga Turki yang memasuki Eropa.
Juru bicara kementerian keuangan menolak mengomentari perkiraan biaya tersebut, namun menekankan bahwa pemerintah federal akan melanjutkan diskusi dengan seluruh pemerintah negara bagian di Jerman terkait jumlah pendanaan untuk pengungsi pada 31 Mei mendatang.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa sekitar 25,7 miliar euro (Rp386 triliun) diperlukan untuk mendanai para pengungsi yang tak memiliki pekerjaan, untuk subsidi penyewaan rumah dan tunjangan lainnya, bagi pengungsi yang mengajukan suaka hingga akhir 2020.
Sementara, sebanyak 5,7 miliar euro (Rp85,7 triliun) akan diperlukan untuk kursus bahasa bagi para imigran, dan sekitar 4,6 miliar euro (Rp69 triliun) akan diperlukan untuk mendanai berbagai upaya membantu para imigran mendapatkan pekerjaan.
Biaya tahunan untuk menangani krisis pengungsi diperkirakan akan mencapai 20,4 miliar euro (Rp307 triliun) hingga 2020, meningkat dari sekitar 16,1 miliar euro (Rp242 triliun) tahun ini.
Pemerintah federal dan pemerintah negara bagian Jerman kerap berselisih soal jumlah dana untuk menangani krisis pengungsi. Sejumlah negara bagian Jerman ini telah lama mengeluh tidak dapat mengatasi masuknya pengungsi dan membayar biaya untuk mendanai berbagai upaya yang terkait dengan pengungsi.
Laporan
Der Spiegel menyebutkan pemerintah negara bagian Jerman diperkirakan harus menggelontorkan biaya sekitar 21 miliar euro (Rp316 triliun) tahun ini, dan akan terus meningkat hingga sekitar 30 miliar euro (Rp451 triliun) per tahun hingga 2020.
Laporan majalah itu juga menyebutkan bahwa pemerintah negara bagian berharap pemerintah federal akan menanggung setengah dari biaya yang berkaitan dengan pengungsi. Namun, kementerian keuangan federal menilai Berlin sudah memikul beban dana yang lebih dari seharusnya.
(ama)