Jakarta, CNN Indonesia -- Para buruh di sektor peternakan di Amerika Serikat mengaku terpaksa harus memakai popok karena mereka dilarang ke kamar kecil ketika sedang bekerja. Larangan tersebut dianggap tidak manusia karena menyengsarakan buruh.
Diberitakan AFP laporan Oxfam Amerika pada Minggu (15/5) menunjukkan bahwa sebagian besar dari 250 rbu buruh di sektor ini merasa dipermalukan, diabaikan atau diancam dipecat ketika mereka minta izin ke toilet.
Akhirnya, mereka terpaksa harus memakai popok. "Para buruh berusaha mengatasi penolakan terhadap kebutuhan dasar manusia ini. Mereka kencing dan buang air besar ketika berdiri bekerja, mereka memakai popok saat kerja," ujar laporan Oxfam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Oxfam, agar tidak ke kamar kecil para buruh juga tidak minum sehingga menyebabkan kadar cairan di tubuh mereka berada di tingkat berbahaya. Mereka bekerja sambil menahan sakit dan berisiko terkena penyakit serius.
Laporan Oxfam ini berdasarkan pengakuan para buruh anonim di perusahaan Tyson Foods, Perdue Farms, Pilgrim's Pride dan Sanderson Farms, yang memiliki 100 ribu buruh, meliputi jumlah buruh di sektor ini.
Menurut survei dari 266 buruh di Alabama, sedikitnya 80 mengaku tidak diperbolehkan ke toilet di saat membutuhkan. Di Minnesota, 86 persen buruh hanya mendapatkan izin untuk ke toilet kurang dari dua kali selama sepekan.
Mereka baru boleh ke toilet jika pekerjaan sudah selesai, setelah berjam-jam menahan kencing. Mereka lalu berlari ke toilet, dengan risiko terpeleset karena lantai yang licin. Pengawas berdalih, larangan itu bertujuan untuk meningkatkan produksi dan memenuhi kuota harian.
"Para buruh mendapatkan upah murah, menderita luka dan sakit, bekerja di kondisi yang sulit dan tidak bisa menyuarakan aspirasi di tempat kerja," ujar laporan Oxfam.
Perusahaan pengolahan hasil ternak Tyson mengaku kaget atas laporan tersebut. Salah satu perusahaan ternak terbesar dunia itu dalam pernyataannya mengaku "tidak akan menoleransi larangan ke toilet."
(den)