Polri: Video Anak-anak adalah Alat Propaganda ISIS

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Kamis, 19 Mei 2016 14:50 WIB
Pekan ini muncul video propaganda ISIS yang menampilkan anak-anak Indonesia, dilatih menggunakan senapan AK-47.
Pekan ini muncul video propaganda ISIS yang menampilkan anak-anak Indonesia, dilatih menggunakan senapan AK-47. (Youtube)
Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Polri mengatakan video ISIS yang menampilkan anak-anak Indonesia dan dirilis pekan ini adalah bentuk propaganda kelompok teroris itu.

Menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, video pelatihan anak tersebut merupakan alat propaganda jaringan ISIS.

Boy meyakini bahwa ISIS sengaja melibatkan anak-anak dalam video terbarunya agar mendapat banyak perhatian dari masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Siapa pun bisa memproduksi dan menjadikan dunia maya menjadi alat propaganda, termasuk hal-hal yang berbau terorisme," kata Boy saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta.

"Hal yang berkaitan dengan kegiatan pelatihan ini bagian dari propaganda kelompok teror yang selalu mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut cara berpikir mereka dan tindakan mereka," lanjut Boy.

Video berdurasi lebih dari 15 menit itu beredar viral di sosial media dan Youtube. Rekaman itu dibuat dengan koreografi yang apik dan dengan kamera yang cukup canggih sehingga menghasilkan gambar yang jernih.

Di awal video, dalam bahasa Arab, kelompok ISIS menjabarkan kesalahan-kesalahan pemerintah Indonesia, Malaysia, dan Filipina, negara-negara dengan jumlah umat Muslim yang besar, karena tidak menaati perintah Islam dan tunduk pada Amerika. Mereka kemudian mengajak berbaiat kepada ISIS, dengan pimpinannya Abu Bakar al-Baghdadi.

Kemudian gambar beralih kepada anak-anak berusia antara 9-10 tahun yang memakai seragam loreng, bersepatu boot, memegang senapan AK47. Mereka diajarkan agama dan menembak.

Video diakhiri dengan pembakaran paspor, perlambang pemutusan hubungan mereka dengan Indonesia dan menjadi warga Negara Islam yang disingkat Daesh.

Boy berkata, Mabes Polri sangat menyayangkan adanya keterlibatan anak-anak dalam video baru ISIS itu.
 
Untuk menghindari keresahan yang lebih luas di masyarakat, Mabes Polri pun disebut telah bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk  memblokir video tersebut.

"Selalu ada (koordinasi dengan Kemenkominfo). Kita punya tim yang merespons pornografi dan radikalisme. Apabila ada hal yang tidak menguntungkan masyarakat dimungkinkan akan dilakukan blokir," katanya. (den/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER