Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya 17 siswa perempuan tewas ketika api melalap asrama sekolah mereka di utara Thailand pada Minggu (22/5).
"Api menjalar pukul 23.00 pada Minggu waktu setempat. Tujuh belas anak tewas, dua masih hilang, dan lima lainnya terluka," ujar komandan kepolisian daerah Vingpatao, Prayad Singsin.
Menurut Prayad, dua orang yang terluka kini dalam keadaan kritis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa foto di laman Facebook sekolah itu memperlihatkan para pemadam kebakaran sedang berjuang memadamkan kobaran api di tengah kepulan asap putih di bangunan dua lantai itu.
Prayad memastikan bahwa kini api sudah berhasil dipadamkan, tapi penyebab kebakaran masih terus diselidiki. Petugas forensik dijadwalkan tiba pada hari ini, Senin (23/5).
Para orang tua siswa pun datang ke sekolah untuk mencari tahu keadaan anaknya.
"Keadaannya sangat kacau di sini. Kami sedang dalam proses identifikasi jenazah. Belum orang tua yang bisa mengklaim jasad anaknya sekarang," ucap manajer sekolah,
Rewat Wassana, kepada CNN.Sekolah milik yayasan lokal ini merupakan tempat belajar bagi para pelajar perempuan berusia 3-13 tahun. Mayoritas siswa di sekolah itu merupakan anak-anak dari suku miskin di daerah bukit dan pegunungan sekitar.
Suku tradisional dari perbukitan Thailand kerap kali sangat sulit mendapatkan akses sumber daya negara. Mereka sangat sulit mengakses fasilitas sekolah, juga kesehatan dan pembangunan lainnya.
Kemiskinan ini memicu tumbuhnya peredaran narkoba oleh kelompok narkotika yang beroperasi di sepanjang daerah pinggiran atau yang dikenal sebagai "Segitiga Emas" di perbatasan Laos dan Myanmar.
Thailand memang masih memiliki standar kesehatan dann keselamatan yang buruk. Kecelakaan biasa terjadi di sana.
(ama)