Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengonfirmasi pengangkatan perdana menteri barunya, Binali Yildirim, yang merupakan sekutu dekatnya selama dua dekade dan salah satu penggagas berdirinya Partai AKP.
Dalam pidatonya ketika diangkat sebagai ketua partai AKP pada Minggu (22/5), Yildirim pun mengungkapkan tekadnya untuk memprioritaskan kebijakan yang sesuai dengan prinsip Erdogan.
"Erdogan adalah pria dengan tujuan, tokoh masyarakat, seorang pejuang Turki yang tak pernah lelah. Kami mengatakan dengan bangga, dengan kepala mendongak, bahwa kami adalah kamerad Erdogan. Semangat kalian adalah semangat kami, tujuan kalian adalah tujuan kami, jalan kalian adalah jalan kami," ujar Yildirim seperti dikutip
Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yildirim kemudian menjabarkan bahwa tujuan utamanya kini adalah membentuk konstitusi baru dan sistem presidensial eksekutif.
"Misi paling penting bagi kami saat ini adalah untuk melegalkan situasi de facto, mengakhiri kebingungan dengan mengganti konstitusi. Konstitusi baru ini akan ada dalam sistem presidensial eksekutif," ucap Yildirim.
Perubahan ini disebut Erdogan akan membawa stabilitas terhadap negara-negara anggota NATO.
Namun, beberapa pengamat mengatakan bahwa Erdogan dan pendukungnya selama ini menginginkan sistem presidensial eksekutif seperti di Amerika Serikat atau Perancis untuk melawan fraksi-fraksi koalisi politik yang mulai menjamur di dalam pemerintahan sejak era 1990-an.
Sejak 10 dekade menjabat sebagai perdana menteri dan akhirnya memenangkan pemilu presiden pada 2014 lalu, Erdogan selalu menekankan bahwa pemerintahannya berimbang dan ia tidak memiliki hubungan dengan AKP.
Namun, Erdogan tetap memiliki pengaruh besar di partai yang ia dirikan dan juga dalam pemerintahan. Menurut beberapa pengamat, pidato Yildirim saat pengangkatannya sebagai ketua pada kongres istimewa AKP menunjukkan kuatnya pengaruh Erdogan.
Dalam pidato itu, Yildrim menekankan bahwa di bawah kepemimpinannya, AKP akan dijalankan sesuai dengan cara Erdogan. Ia bahkan menyatakan tekad untuk memberantas Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Yildirim diangkat menggantikan Ahmet Davutoglu yang belakangan ini mendapatkan tekanan dari masyarakat.
Namun, siapapun yang menjabat sebagai perdana menteri, investor lebih memerhatikan posisi Wakil Perdana Menteri Turki, Mehmet Simsek. Ia dianggap sebagai salah satu tokoh yang dapat menjamin kepastian pasar.
Erdogan selama ini menentang suku bunga tinggi di Turki karena menurutnya itu menyebabkan inflasi. Tanpa Simsek, investor khawatir bahwa kemungkinan pemerintah meliberalisasi tenaga kerja dan mendorong investasi privat akan lebih kecil.
(ama)