Pemberontak Desak Militer Suriah Setop Serangan Segera

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 24 Mei 2016 11:02 WIB
Pemberontak Suriah menyatakan tidak akan lagi mematuhi gencatan senjata kecuali tentara Suriah mengakhiri serangan mereka dalam waktu 48 jam.
Pemberontak Suriah menyatakan tidak akan lagi mematuhi gencatan senjata kecuali tentara Suriah mengakhiri serangan mereka dalam waktu 48 jam. (Reuters/Hosam Katan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu kelompok pemberontak terbesar di Suriah, Free Syrian Army (FSA) atau Tentara Pembebasan Suriah, menyatakan tidak akan lagi mematuhi gencatan senjata yang didukung oleh Rusia dan Suriah, kecuali tentara Suriah mengakhiri serangan mereka di pinggiran kota Damaskus dalam waktu 48 jam.

Dilaporkan Reuters, pernyataan FSA yang dirilis pada Minggu (22/5) itu ditandatangani oleh sekitar 40 kelompok pemberontak lainnya dari berbagai penjuru Suriah. Mereka menyatakan bahwa gencatan senjata dinilai berakhir jika militer Suriah dan sekutunya, pejuang Hizbullah dari Libanon, tidak menghentikan pertempuran dalam waktu dua hari.

Sejumlah kelompok pemberontak yang didukung Barat dan Turki dan beroperasi di wilayah selatan dan utara Suriah turut menandatangani pernyataan itu. Mereka mengancam, jika dalam dua hari serangan tidak dihentikan, maka para pemberontak akan merespon dengan "seluruh cara yang sah untuk membela warga sipil yang tinggal di daerah ini."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasukan Suriah dan pejuang sekutu berhasil merebut wilayah tenggara ibu kota Damaskus pada Kamis (19/5). Selain itu, kota Daraya, yang dikuasai pemberontak dan terletak hanya beberapa kilometer dari istana Kepresidenan Bashar al-Assad di Damaskus, dihantam serangan bertubi-tubi untuk pertama kalinya sejak "penghentian pertempuran" mulai berlaku pada akhir Februari.

Dalam pernyataan bersama itu, sejumlah kelompok pemberontak menyatakan berbagai serangan lanjutan yang diluncurkan militer Suriah di daerah yang dikuasai pemberontak di sekitar Damaskus, Aleppo dan Idlib menimbulkan risiko terhadap upaya perdamaian.

Dalam pernyataan itu, disebutkan bahwa "Brigade pemberontak sedang mempertimbangkan menarik diri dari proses politik yang sia-sia, yang "memberikan cara yang sah bagi rezim kriminal Assad dan sekutunya untuk melanjutkan kejahatan dan pembantaian."

Tentara Suriah sendiri menghentian perpanjangan gencatan senjata pada bulan ini karena menuduh pemberontak melanggar perjanjian ini dengan menembaki daerah pemukiman yang dikuasai pemerintah.

Sepanjang pekan lalu, puluhan warga sipil tewas dalam serangan udara di daerah perumahan di desa dan kota yang dikuasai pemberontak.

Gencatan senjata di Suriah yang ditengahi oleh AS dan Rusia diperkirakan akan segera berakhir karena terjadi pertempuran dan pemboman di Aleppo.

Pertemuan sejumlah menteri luar negeri di Wina pekan lalu gagal menghidupkan kembali gencatan senjata, atau menetapkan tanggal baru untuk memulai kembali perundingan perdamaian Suriah. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER