Swedia Adakan Program Pelatihan Imam Islam dengan Nilai Lokal

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Selasa, 24 Mei 2016 19:20 WIB
Pemerintah Swedia akan mengadakan pelatihan imam membekali para pemuka agama itu dengan ajaran Islam berdasarkan nilai-nilai lokal guna mencegah ekstremisme.
Ilustrasi. (Thinkstock/jackof)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Swedia akan mengadakan pelatihan imam di Stockholm untuk membekali para pemuka agama itu dengan ajaran Islam berdasarkan nilai-nilai lokal guna mencegah masuknya interpretasi radikal dari negara asing.

Dimulai pada tahun ajaran selanjutnya di sekolah Kista Folkhogskola, program ini akan memberikan dasar teologi Islam bagi mereka yang ingin melanjutkan edukasi menjadi pemimpin spiritual.

"Kami akan mengajarkan teologi dan kepemimpinan Islam. Tahun pertama hanya perkenalan. Selanjutnya selama beberapa tahun ke depan, program studi akan lebih luas dan mendalam," ujar kepala sekolah Kista Folkhogskola, Abdulkader Habib, seperti dikutip RT, Selasa (24/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Habib yakin, dengan menawarkan pelatihan ajaran Islam kepada pemuda Muslim dan imigran, sekolahnya dapat meningkatkan jumlah pemuka agama yang mengenal nilai-nilai Skandinavia.

Pelatihan semacam ini juga diyakini dapat memberantas indoktrinasi yang mungkin tersebar di beberapa komunitas Muslim.

"Ini akan menciptakan stabilitas. Banyak Muslim akan keinginan untuk hijrah ke Timur Tengah demi mendapatkan edukasi layak," ucap Habib.

Belum ada data statistik resmi yang mencatat jumlah umat Muslim di Swedia, tapi menurut perkiraan ada sekitar 100 ribu hingga 500 ribu orang.

Dengan meningkatnya gelombang pengungsi dan segala masalah bawaannya, kebutuhan untuk membendung fundamentalisme Muslim dalam masyarakat Swedia pun kian dibutuhkan.

Sekitar 163 ribu imigran mengajukan permintaan suaka ke Swedia pada tahun lalu. Di saat yang sama, setidaknya 300 warga Swedia pergi ke Irak dan Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

Dalam keadaan seperti ini, program pemerintah yang baru pertama kali digagas ini sangat disambut baik oleh masyarakat.

"Ini merupakan kemajuan. Sebagian program ini akan memberikan edukasi Islam yang mengandung nilai lokal untuk mengatasi situasi lokal, juga untuk memberikan siswa kemampuan melakukan hal serupa. Ini juga penting bagi perempuan yang karena berbagai alasan lebih sulit menimba ilmu Islam di luar negeri," tutur seorang imam bernama Salahuddin Barakat. (ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER