Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan demonstran pro-demokrasi melakukan reli di pusat Hong Kong pada Minggu (19/5), menjelang peringatan 27 tahun peristiwa Tiananmen 1989 di Beijing.
Legislator pro-demokrasi Hong Kong seperti Lee Cheuk-yan, menyerukan pemulihan nama baik terkait Tiananmen, sekaligus mengakhiri sistem satu partai di China.
“Ini 27 tahun setelah 1989 dan warga di Hong Kong, kami tetap menyerukan pemulihan nama baik pada 4 Juni dan akhiri sistem satu partai dan demokrasi di China. Dan juga, semua orang bisa melihat bahwa, tekanan tidak hanya terjadi pada 1989, tapi juga hari ini di China, hari ini di Hong Kong,” kata Lee.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puluhan pemrotes pro-Beijing, seperti loyalis China, Peter Lam, meneriakkan bahwa pemrotes pro-demokrasi berlebihan.
“Selama 27 tahun, mereka [pemimpin pro-demokrasi] melakukan demonstrasi untuk menarik perhatian terhadap pembantaian Lapangan Tiananmen. Saya pikir itu bukan yang sebenarnya. Mereka adalah korban dalam kerusuhan 1989, namun mayoritas yang tewas adalah militer, juga warga sipil tak berdosa dan pelajar,” kata Lam.
Kelompok pro-demokrasi berencana untuk menyalakan lilin pada malam 4 Juni untuk memperingati Tiananmen.
Hong Kong, yang dikembalikan ke China dari Inggris, adalah satu-satunya tempat di tanah China di mana peringatan 4 Juni diperbolehkan. Di China daratan, bahkan diskusi soal Tiananmen masih dianggap abu dan kontrarevolusi.
Pada 4 Juni 1989, China mengirimkan tank untuk membubarkan protes yang dipimpin mahasiswa di dan sekitar Lapangan Tiananmen Beijing. China belum pernah merilis jumlah korban yang tewas dalam peristiwa tersebut, namun kelompok hak asasi manusia memberi estimasi beberapa ratus hingga beberapa ribu orang tewas.
(stu)