Dubes Rusia kepada Savchenko: Tutup Mulut Saja

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Senin, 30 Mei 2016 21:50 WIB
Dubes Rusia untuk RI, Mikail Galuzin, meminta Savchenko untuk tutup mulut, menyusul seruannya agar warga Rusia menentang pemerintah mereka.
Dubes Rusia untuk RI, Mikail Galuzin, meminta Savchenko untuk tutup mulut, menyusul seruannya agar warga Rusia menentang pemerintah mereka. (CNN Indonesia/Ranny Virginia Utami)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tepat setelah mendarat di Kiev, pilot Ukraina yang dibebaskan dalam upaya pertukaran tahanan dengan Rusia, Nadia Savchenko, melontarkan pernyataan menyudutkan Moskow. Menanggapi hal tersebut, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikail Galuzin, meminta Savchenko untuk tutup mulut.

"Pesan saya kepada Savchenko, lebih baik tutup mulut saja dan nikmati saja kebebasan," ujar Galuzin dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (30/5).

Pernyataan ini dilontarkan oleh Galuzin menanggapi seruan Savchenko kepada semua warga Rusia untuk bergerak menentang pemerintah mereka jika memang ingin berdamai dengan Ukraina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya ingin menyampaikan salam kepada warga Rusia dan mengatakan bahwa tak ada yang perlu ditakuti. Tentu Rusia bukan negara yang mudah untuk melakukan pergerakan. Namun, jika mereka ingin ada kesepakatan dengan kami, mereka harus bangkit," ucap Savchenko seperti dikutip Al Jazeera

Savchenko merupakan pilot dan menjadi sukarelawan untuk bertempur melawan separatis pro-Moskow yang melawan pemerintah di Ukraina timur.

Ia ditangkap dan diadili di Rusia. Savchenko dituding terlibat dalam kasus yang menewaskan seorang jurnalis Rusia ketika meliput konflik tersebut.

Pengadilan Rusia pada Maret lalu menjatuhkan hukuman penjara 22 tahun atas Savchenko. Namun di Ukraina, Savchenko dianggap sebagai pahlawan simbol perlawanan terhadap Rusia.

Ia pun disambut dengan meriah ketika tiba di Ukraina. Sementara itu, dua tahanan Rusia yang ditukar dengan Savchenko, Yevgeny Yerofeyev dan Alexander Alexandrov, tak disambut semeriah itu.

Dua personel tentara khusus Rusia itu ditangkap saat melakukan operasi rahasia di Ukraina timur.

Galuzin pun menyoroti perbedaan sambutan ini dan berkata, "Rusia hanya menunjukkan sambutan yang hangat. Namun di Ukraina, mereka sangat ingin menunjukkan sikap anti-Rusia. (ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER