Jakarta, CNN Indonesia -- Arab Saudi mengintersepsi dan menghancurkan rudal balistik yang ditembakkan dari Yaman. Insiden ini mengancam kesepakatan gencatan senjata yang berlangsung sejak April.
Kantor berita Saudi, SPA, menegutip pernyataan koalisi bahwa rudal—yang kedua di bulan ini—dihancurkan di udara tanpa menimbulkan korban.
Saudi beserta negara Arab lain meluncurkan serangan udara di Yaman pada Maret tahun lalu, untuk mendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang dikudeta oleh kelomhpok Syiah, Houthi, didukung oleh Iran dan loyalis mantan presiden Ali Abdullah Saleh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini, perang Yaman telah menewaskan 6.200 orang dan menelantarkan 2,5 juta orang.
Sementara itu, Houthi memandang pengambilalihan ibu kota Sanaa pada 2014 dan upaya melakukan hal serupa di Aden sebagai bagian dari revolusi melawan korupsi dan mengakhiri serangan dari al-Qaidah. Houthi juga menuding koalisi Arab melanggar gencatan senjata dengan serangan udara.
Houthi dan pemerintah Yaman saat ini sedang terlibat dala perundingan damai di Kuwait, yang belum menghasilkan banyak kemajuan.
SPA tidak memberi rincian lebih lanjut soal target rudal atau pun tipe rudal yang ditembakkan.
“Komando koalisi, melalui pernyataan ini, menegaskan bahwa pelanggaran gencatan senjata oleh milisi Houthi dan pendukungnya dan menargetkan tanah kerajaan [Saudi]…akan memaksa koalisi untuk mempertimbangkan kembali kelayakan kebijakan (menahan diri ini),” kata SPA.
Arab Saudi juga mengatakan bahwa pada 9 Mei mereka mengintersepsi dan menghancurkan rudal balistik yang ditembakkan dari Yaman sebelum mencapai target.
(stu)