Bahkan Stephen Hawking Tidak Tahu Rumus Popularitas Trump

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Selasa, 31 Mei 2016 14:34 WIB
Ahli fisika kenamaan ini menyerah saat ditanya soal rahasia kesuksesan Donald Trump dalam pemilu kandidat calon presiden di Amerika Serikat.
Stephen Hawking menyerah saat ditanya soal rahasia kesuksesan Donald Trump dalam pemilu kandidat calon presiden di Amerika Serikat. (Bruno Vincent/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Stephen Hawking bisa jadi merupakan ahli fisika kenamaan yang memiliki jawaban untuk rahasia-rahasia alam semesta. Namun pria 74 tahun ini menyerah saat ditanya rahasia popularitas Donald Trump.

Berbicara dalam acara "Good Morning Britain" di stasiun ITV yang dikutip The Guardian, Selasa (31/5), Hawking mengaku tidak tahu rumus popularitas Trump, yang merupakan salah satu kandidat kuat calon presiden Amerika Serikat.

Profesor matematika ini mengatakan bahwa Trump adalah "demagog yang tampaknya menarik bagi penyebut terkecil". Demagog bisa berarti pemimpin populer atau politisi yang hanya pandai pidato demi menarik dukungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hawking mengalami penyakit kelumpuhan langka bernama amyotrophic lateral sclerosis atau ALS yang membuatnya tidak bisa berjalan sejak usia 21 tahun.

Hawking berbicara melalui alat yang disambungkan ke pipinya. Selain berbicara soal Trump, ahli fisika yang terkenal dengan teori lubang hitam dan gravitasinya ini juga berpendapat soal referendum keanggotaan Inggris di Uni Eropa pada 23 Juni mendatang.

Menurut Hawking, Inggris harus tetap bergabung dengan Uni Eropa demi perekonomian, keamanan dan kepentingan riset ilmu pengetahuan.

Soal popularitas Trump di AS tidak hanya membingungkan Hawking, tapi juga kebanyakan warga di negara tersebut. Pasalnya taipan real estate tersebut terus meroket popularitasnya dalam pemilihan awal di AS kendati kerap menuai kontroversi dengan pernyataannya yang kerap mengandung SARA.

Trump kini menjadi kandidat kuat satu-satunya untuk maju ke bursa pemilihan calon presiden AS dari Partai Republik. Dia diprediksi akan berhadapan dengan Hillary Clinton dari Partai Demokrat yang unggul suara dibanding Bernie Sanders.

Unggulnya Hillary juga membingungkan, karena istri dari Bill Clinton itu juga dibenci di AS. Bahkan menurut survei oleh CBS/New York Times, Hillary dan Trump adalah kandidat calon presiden paling dibenci dari kedua partai sejak pemilu AS tahun 1984. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER