Jakarta, CNN Indonesia -- Mayoritas anggota parlemen Israel atau Knesset pernah mengalami pelecehan seksual, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh sebuah stasiun televisi negara tersebut.
Diberitakan
Jerusalem Post awal pekan ini, survei yang dilakukan oleh
Channel 2 menyebutkan sedikitnya 28 dari 32 anggota dewan wanita Israel pernah dilecehkan atau mengalami penyerangan seksual.
Beberapa kejadian ini dialami saat sebelum menjabat sebagai anggota dewan dan sebagian berlanjut ketika duduk di kursi parlemen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat saya masih muda, setelah pindah ke Israel, ada masa saya tidak berani keluar rumah karena semua pelecehan yang terjadi," kata anggota dewan dari Partai Serikat Zionis, Ksenia Svetlova.
Anggota dewan lainnya dari Partai Kulanu, Merav Ben Ari, mengaku mengalami pelecehan bahkan di ruang parlemen dari koleganya.
"Bahkan saat ini, hanya karena saya wanita lajang di Knesset, terkadang saya mengalami situasi yang tidak nyaman. Saya tidak ingin merincinya, tapi ada situasi di Knesset dan saya harus menghadapinya," kata Ben Ari.
Pengalaman yang sama juga diakui oleh Rachel Azaria, juga dari Kulanu. Dia mengaku mengalami pelecehan saat masih menjadi anggota Dewan Kota Yerusalem.
Saat itu, kata dia, anggota dewan kota yang lainnya kerap melontarkan kalimat pelecehan seksual, disusul tawa dari semua orang. "Saya membicarakan masalah ini ke penasihat hukum dan pejabat lainnya, dan mereka mengatakan tidak ada yang harus dilakukan. Hal ini menganggu kemampuan saya bekerja dan saya sangat stres," ujar Azaria.
Survei ini adalah bagian dari proyek berita
Channel 2 untuk mengangkat kesadaran soal pelecehan dan penyerangan seksual, terutama di Knesset.
Pengakuan para anggota dewan menggambarkan masalah kronis yang dihadapi oleh pemerintah Israel.
Sebelumnya pada Desember Menteri Dalam Negeri Israel Silvan Shalom mengundurkan diri menyusul tuduhan pelecehan seksual yang dilakukannya terhadap 11 wanita. Sebulan sebelumnya, November 2015, anggota parlemen dari Partai Bayit Yehudi, Yinon Magal, mundur juga karena kasus pelecehan.
Pada tahun 2007, presiden Israel saat itu Moshe Katsav didakwa atas kasus perkosaan terhadap dua wanita saat dia menjabat menteri kabinet di akhir 1990-an, dan serangan seksual terhadap dua staf wanitanya saat menjadi presiden.
Tidak hanya di pemerintahan dan parlemen, pelecehan seksual juga terjadi di kemiliteran Israel. Dalam dua tahun terakhir, militer Israel menyelidiki 250 kasus penyerangan seksual oleh para tentara.
(stu)