Israel Siap Bahas Inisiatif Arab untuk Damai dengan Palestina

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 31 Mei 2016 04:18 WIB
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberikan sinyal untuk menghidupkan kembali inisiatif perdamaian Arab yang diajukan pada 2002 silam.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberikan sinyal untuk menghidupkan kembali inisiatif perdamaian Arab yang diajukan pada 2002 silam. (Reuters/Dan Balilty)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberikan sinyal untuk menghidupkan kembali inisiatif perdamaian Arab yang diajukan pada 2002 silam.

Dalam inisiatif itu, negara-negara Arab menawarkan pengakuan diplomatik kepada Israel, dengan imbalan terbentuknya kesepakatan kenegaraan antara Israel dengan Palestina.

Netanyahu pada Senin (30/5) menyatakan kesediaanya secara resmi, menyusul pidato Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pekan lalu yang berjanji akan menjalin hubungan yang lebih hangat dengan Israel jika negara itu menerima upaya untuk melanjutkan pembicaraan damai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Inisiatif perdamaian Arab mencakup unsur-unsur positif yang dapat membantu menghidupkan kembali perundingan konstruktif dengan Palestina," kata Netanyahu dalam pernyataan yang hampir serupa dengan komentar yang dilontarkannya di hadapan sejumlah wartawan tahun lalu.

"Kami bersedia untuk bernegosiasi dengan negara-negara Arab terkait revisi inisiatif tersebut sehingga mencerminkan perubahan dramatis di wilayah ini sejak 2002, tetapi tetap mempertahankan tujuan yang disepakati yakni dua negara untuk dua bangsa," ujarnya dalam pidato.

Pidato Netanyahu itu hampir seluruhnya diucapkan dalam bahasa Ibrani, sebagai gestur politiknya kepada masyarakat internasional.

Pidato Netanyahu dilontarkan hanya beberapa saat setelah tokoh ultranasionalis Avigdor Lieberman dilantik sebagai menteri pertahanan Israel yang. Koalisi sayap kanan Israel yang sebelumnya rapuh pun mendapat dukungan penting di parlemen.

Lieberman setuju terhadap pernyataan Netanyahu dan sang perdana menteri tampaknya ingin menunjukkan bahwa dilantiknya Lieberman di pemerintahan tidak akan menyebabkan upaya perdamaian dengan Palestina berakhir.

Inisiatif yang ditawarkan oleh negara-negara Arab menyebutkan mereka akan mengakui Israel secara penuh, tetapi hanya jika Israel memberikan semua tanah yang dicaploknya pada perang Timur Tengah tahun 1967, dan sepakat untuk menciptakan "solusi yang adil" bagi pengungsi Palestina.

Pada 2013, setelah inisiatif ini melunak dan memungkinkan pertukaran lahan antara Israel dan Palestina, Netanyahu mengisyaratkan kesiapan untuk mempertimbangkannya.

Berbagai upaya untuk mendamaikan kedua negara ini selalu kandas. Palestina menilai bahwa perluasan permukiman Israel merupakan bentuk penyangkalan Israel terhadap tanah Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur.

Sementara Isral menuntuk sejumlah langkah keamanan yang lebih ketat dari Palestina dan tindakan keras terhadap para gerilyawan yang menyerang atau mengancam keselamatan warga Israel.

Dalam setengah tahun terakhir, serangan Palestina menewaskan 28 warga Israel dan dua warga Amerika Serikat yang tengah berkunjung. Pasukan Israel menembak mati setidaknya 195 warga Palestina, 134 di antaranya dinilai sebagai penyerang. Sejummlah lainnya tewas dalam bentrokan dan aksi protes.

Perancis akan menjadi tuan rumah konferensi perdamaian untuk menghidupkan kembali upaya perdamaian pada 3 Juni mendatang. Israel menentang konferensi tersebut, sementara Palestina menyambutnya.

Namun, baik Israel maupun Palestina tidak diundang dalam pertemuan yang akan dihadiri oleh para menteri dari Kuartet Timur Tengah, yakni Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa dan PBB, serta Liga Arab, Dewan Keamanan PBB dan sekitar 20 negara lainnya. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER