Mantan Komandan Guantanamo Bantah Tuduhan Penyiksaan Tahanan

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Sabtu, 04 Jun 2016 17:20 WIB
Mantan komandan penjara Guantanamo menampik tuduhan adanya penyiksaan oleh sipir terhadap tersangka 9/11 di penjara khusus teroris milik Amerika Serikat itu.
Ilustrasi penjara Guantanamo. (Reuters/Joe Skipper)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang mantan komandan di penjara Guantanamo menampik tuduhan adanya penyiksaan oleh sipir terhadap tersangka 9/11 di penjara khusus teroris milik Amerika Serikat itu.

"Tidak ada gunanya menyelidiki hal ini. Kami tidak menganggap pernyataan itu kredibel," ujar komandan anonim itu dalam sidang praperadilan pada Jumat (3/6), seperti dikutip Reuters.

Hal ini dilontarkan oleh komandan anonim itu setelah pengacara umum, James Harrington, mempertanyakan mengapa tidak ada penyelidikan lebih lanjut dari keluhan seorang tahanan Yaman, Ramzi Bin al Shibh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada sidang Februari lalu, Shibh bersaksi bahwa ada perangkat elektronik disembunyikan di selnya yang digunakan untuk membuat guncangan dan suara gebrakan, mengganggu tidurnya selama bertahun-tahun.

Kesaksian ini didukung dengan pernyataan seorang tahanan asal Somalia, Guleed Hassan Ahmed, yang mengaku mengalami hal serupa.

“Shibh mengatakan kepada saya bahwa ia punya masalah…dan saya punya masalah yang sama dengannya,” kata Ahmed dalam sidang dengar praperadilan, Kamis (2/6).

Jaksa Edward Ryan menuding Ahmed berbohong dan mempertanyakan catatan kedispilnannya di penjara. Ahmed ditahan di Guantanamo tanpa diadili sejak 2006.

Mantan komandan Guantanamo ini mengatakan bahwa tidak ada mesin apa pun di dalam sel Shibh, kecuali saluran air.

Komandan itu malah menuding balik bahwa Shibh lah orang yang bertanggung jawab atas 90 persen keluhan tahanan. Menurut komandan ini, Shibh kerap mengolok penjaga dan mengancam akan memenggal anggota keluarga mereka.

Al-Shibh adalah satu dari lima orang yang diadili karena menolong pembajak menabrakkan pesawat ke gedung World Trade Center di New York pada 11 September 2001. Hampir 3.000 orang tewas dalam tragedi itu.

Hingga kini, masih ada 80 tahanan di Guantanamo, sebagian besar berasal dari Yaman. Selain itu, masih ada juga pentolan kelompok radikal Jamaah Islamiyah, Riduan Isamuddin alias Hambali, yang ditangkap di Thailand pada 2003 atas tuduhan keterlibatan dalam Bom Natal 2000 dan Bom Bali 2002. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER