Rencana Reformasi Ekonomi Saudi Selangkah Lagi Disahkan

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Senin, 06 Jun 2016 09:08 WIB
Saudi berencana melakukan restrukturisasi ekonomi untuk meningkatkan pendapatan dan menghilangkan ketergantungan dari sektor minyak.
Proposal reformasi pertama kali diumumkan oleh Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada April lalu, berisi pemaparan restrukturisasi ekonomi Saudi untuk menghilangkan ketergantungan terhadap sektor minyak. (Reuters/Saudi Press Agency)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana reformasi finansial Arab Saudi telah disetujui oleh dewan ekonomi tertinggi negara itu. Berikutnya rencana tersebut akan digulirkan di kabinet untuk segera disahkan pada Senin (6/5), seperti disampaikan sumber Reuters.

Proposal reformasi pertama kali diumumkan oleh Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada April lalu, berisi pemaparan restrukturisasi ekonomi Saudi untuk menghilangkan ketergantungan terhadap sektor minyak.

"Dewan Urusan Pembangunan dan Ekonomi (CEDA) telah menyetujui rancangan akhir dari Rencana Transformasi Nasional, yang merupakan rencana yang diadopsi dan jadi bagian dari visi 2030, yang diluncurkan oleh putra mahkota Saudi, presiden CEDA," kara sumber yang tidak disebut namanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pangeran Mohammed diberikan peran sentral oleh ayahnya, Raja Salman, untuk mengambilalih CEDA, komisi super dari kementerian yang menangani reformasi ekonomi.

Keuangan Arab Saudi saat ini bergantung sebagian besar dari pemasukan minyak dan kinerja ekonominya mulai disusul oleh pengeluaran pemerintah. Namun harga minyak anjlok sejak tahun 2014, menyebabkan penurunan pemasukan dan membuat pertumbuhan ekonomi Saudi berisiko.

Reformasi Saudi nantinya akan meliputi pemangkasan subsidi, peningkatan pajak, penjualan aset negara, efisiensi pemerintah dan upaya meningkatkan investasi swasta. Bulan lalu, IMF mengatakan rencana itu sangat berani dan sulit tercapai.

Menurut sumber Reuters, rincian rencana itu akan diumumkan dalam konferensi pers harian dengan kementerian pemerintah pada Senin malam.

Salah satu bagian dari Visi 2030 adalah privatisasi sebagian saham perusahaan minyak Saudi Aramco dan transformasi Dana Investasi Publik pemerintah menjadi salah satu dana kekayaan asing terbesar.

Pemerintah Riyadh telah memangkas pengeluaran dan mencoba meningkatkan sumber pemasukan baru seiring defisit anggaran yang mencapai US$98 miliar di tahun 2015.

IMF memprediksi defisit Saudi masih akan sangat besar tahun ini, sekitar 14 persen dari GDP, dibanding 16 persen tahun lalu. (ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER