Jakarta, CNN Indonesia -- Badan pangan dunia PBB, WFP, telah menyiapkan rencana untuk menyalurkan bantuan lewat udara ke 19 daerah terkepung di Suriah, namun masih menunggu persetujuan dari pemerintah Suriah.
Pemberian bantuan dari ketinggian akan sangat bisa dilakukan di Foua dan Lufreya, dengan 20 ribu orang terjebak di dalamnya, namun di 15 wilayah lainnya helikopter akan jadi satu-satunya pilihan.
“Pemberian bantuan dari ketinggian di lokasi-lokasi itu tidak mungkin dilakukan karena risiko melukai orang di tanah sepanjang jalan antara pelepasan kargo dari pesawat dan zona pendaratan yang sebenarnya," kata WFP dalam sebuah pernyataan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PBB telah menjatuhkan bantuan pesawat dari ketinggian ke 110 ribu orang yang dikepung oleh ISIS di Deir Ezzour. Namun penyaluran lewat udara adalah “pilihan terakhir" karena mahal, rumit dan memberi hanya sedikit bantuan.
Pemerintah Suriah telah banyak menghalang upaya PBB untuk mencapai penduduk sipil di zona terkepung lainnya—mulai dari menolak permintaan, memblokir konvoi di saat terakhir atau mengeluarkan persetujuan yang sifatnya situasional.
Kelompok Pendukung Suriah Internasional (ISSG) yang terdiri dari negara yang mendukung proses perundingan Suriah telah menetapkan tenggat waktu 1 Juni bagi pemerintah Suriah untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan ke semua wilayah, termasuk wilayah yang berada di tangan pemberontak, jika tidak maka pemberian bantuan akan disalurkan lewat udara.
"Atas dasar penilaian ISSG atas situasi per 1 Juni, WFP kini mengaktifkan rencana itu. Ini termasuk menyiapkan permintaan izin untuk pengajuan oleh Koordinator Kemanusiaan kepada pihak berwenang Suriah," kata WFP.
"Dalam rangka melaksanakan rencana itu akan diperlukan untuk mendapat baik pendanaan dan semua izin yang diperlukan."
Oposisi Suriah, dan Amerika Serikat, Inggris dan Perancis—telah mendorong untuk penyaluran bantuan lewat udara di semua area terkepung. Menurut mereka konvoi bantuan mencapai dua wilayah yang terkepung minggu ini sudah terlambat.
Namun Rusia dan negara-negara lain khawatir tentang keamanan personel yang terlibat dalam penyaluran lewat udara tersebut, menurut PBB.
(stu)