Sajikan Teh Murah di Acara Kenegaraan, Suu Kyi Dicemooh

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Kamis, 09 Jun 2016 15:20 WIB
Pemimpin politik Myanmar dicemooh karena menyajikan teh murah merek Lipton saat makan kenegaraan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Pemimpin politik Myanmar dicemooh karena menyajikan teh murah merek Lipton saat makan kenegaraan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. (Reuters/Soe Zeya Tun)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perkara jenis teh menjadi masalah di Myanmar saat yang menyajikannya adalah Aung San Suu Kyi. Pemimpin partai berkuasa itu dicemooh lantaran menyajikan teh yang dianggap murahan dalam sebuah acara kenegaraan.

Pencemoohnya adalah Aye Ne Win, putri dari mantan diktator Myanmar Jenderal Ne Win yang mundur tahun 1980-an setelah didemo. Menurut Ne Win, teh merek Lipton Tea yang disajikan Suu Kyi dalam makan malam kenegaraan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong akhir Maret lalu sangat "memalukan."

"OMG [ya Tuhan] Siapa yang menyajikan Lipton Tea untuk Makan Malam Kenegaraan! Sungguh memalukan. Setidaknya Twinning's Earl Grey atau Teh Queen Anne dari Fortnum and Mason,” tulis Ne Win dalam akun Facebooknya, dikutip dari Telegraph.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aye Ne Win yang kuliah di Universits London memang memiliki selera teh Inggris. Hal ini dibuktikan dari foto-foto kantung teh Fortnum and Mason di laman Facebooknya.

Pebisnis wanita berusia 39 tahun ini bahkan menyebut Suu Kyi dengan julukan "perempuan tua". Menyajikan teh murah di acara kenegaraan, Ne Win mengatakan bahwa Suu Kyi pelit.

"Saya berharap si perempuan tua itu punya selera lebih baik ketimbang itu. Dia sebaiknya tidak dimintai saran untuk memilih teh. Dan jangan beri alasan murahan bahwa kita harus menghemat uang, saat kau bisa membeli teh Twinning's seharga US$13 per 20 kantung di City Mart," tulis Ne Win.

Komentar pedas ini dianggap cara Aye Ne Win memulai perselisihan dengan Suu Kyi, bekas aktivis yang turut mendorong ayahnya turun dari takhta pemerintah junta.

Jenderal Ne Win memerintah di Myanmar dari tahun 1962 hingga mundur di tengah demonstrasi pada tahun 1988, saat itu Suu Kyi muncul sebagai salah satu ikon demokrasi.

Di bawah pemerintahan junta Jenderal Ne Win, Myanmar masuk dalam 10 negara termiskin dunia. Myanmar juga terisolasi dari dunia, perekonomiannya hancur, namun keluarga Ne Win masih memiliki kekayaan mencapai US$4 miliar.

Komentar Aye Ne Win soal Suu Kyi malah mengundang kecaman dari pengguna sosial media.

"Serius? Pelit adalah saat satu keluarga membuat seluruh ekonomi Myanmar bangkrut," tulis pengguna sosmed, May Thu Khine.

"Hanya Lipton yang mampu kami beli setelah puluhan tahun terisolasi dan dikorupsi," tambah pengguna medsos lainnya, Nay Ye Aung. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER