Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Selatan dan Komando PBB memulai patroli gabungan yang bertujuan untuk menghentikan praktik pemancingan ilegal oleh kapal nelayan China di lepas pantai barat.
Patroli bersama ini diluncurkan menyusul berbagai keluhan yang dilaporkan oleh banyak nelayan Korea Selatan karena banyaknya penyimpangan yang dilakukan kapal nelayan China di perairan itu. Bulan ini, nelayan Korsel bahkan menggunakan tali untuk menyita dua kapal penangkap ikan China dan menyerahkannya ke pihak berwenang.
Angkatan Laut dan polisi air Korea Selatan bergabung dengan Komando PBB untuk berpatroli di sekitar 60 km sepanjang perairan di muara Sungai Han yang membentang hingga ke perairan antara Korsel dan Korea Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Angkatan Laut kami, penjaga pantai dan Komando menyiapkan polisi militer untuk meluncurkan operasi mengusir kapal-kapal nelayan China," kata pejabat Departemen Pertahanan Korsel yang tidak dipublikasikan namanya kepada
Reuters, Jumat (10/6).
Rival Korsel, Korea Utara, sudah diberitahu soal operasi ini sebagai tindakan pencegahan keamanan, menurut keterangan dari pejabat Kepala Staf Gabungan secara terpisah.
Korea Utara dan Korea Selatan secara teknis masih berperang karena Perang Korea periode 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan dengan perjanjian damai.
Kepala Staf Gabungan melaporkan terdapat lebih dari 10 kapal China yang kedapatan melakukan praktik pemancingan ilegal di muara Sungai Han pada Jumat, namun seluruh kapal berhasil melarikan diri ke sejumlah daerah dekat pantai Koret sejak patroli Korsel-PBB diluncurkan.
Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari Kementerian Luar Negeri China terkait hal ini.
Praktik pemacingan ilegal marak terjadi di perairan yang dekat Garis Batas Utara, perbatasan maritim yang disengketakan dengan Korea Utara. Di perairan ini pernah terjadi bentrokan angkatan laut mematikan antar kedua Korea, dan juga konfrontasi kekerasan antara polisi air Korsel dan kapal nelayan China.
Korea Selatan sudah berulang kali melaporkan keluhan soal praktik pemancingan ilegal kapal ikan China. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korsel, Cho Joon-hyuk, mendesak Beijing untuk membantu memberikan solusi yang permanen atas masalah ini.
(ama)