Jakarta, CNN Indonesia -- Kotak hitam pesawat EgyptAir yang jatuh di Laut Mediterania bulan lalu diperkirakan akan berhenti memancarkan sinyal pada 24 Juni mendatang, para penyidik berburu dengan waktu untuk menemukannya.
Tanpa "kotak hitam" tersebut, penyidik mengatakan mereka tak akan bisa mendapat cukup penjelasan mengapa pesawat MS804 itu jatuh pada 19 Mei, menewaskan 66 orang penumpang dan kru.
Komite penyelidikan yang dipimpin Mesir mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menerima permintaan dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB) untuk bergabung dengan tim investigasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mesin pesawat dibangun oleh sebuah konsorsium yang dipimpin oleh perusahaan AS, Pratt & Whitney. Negara pembuat mesin memang kerap dilibatkan dalam penyelidikan kecelakaan udara, meski tidak wajib.
Pada Senin (13/6), penyidik juga mengatakan bahwa citra radar yang diperoleh dari militer Mesir menegaskan laporan sebelumnya berdasar data radar Yunani dan Inggris, yang menunjukkan bahwa pesawat itu berbelok tajam di udara sebelum jatuh.
Otoritas penerbangan Mesir sebelumnya mengatakan bahwa pesawat tiba-tiba menghilang dari radar di ketinggian sekitar 37 ribu kaki. Komentar tersebut bertentangan dengan pernyataan menteri pertahanan Yunani bahwa pesawat itu membelok tajam ke kiri, kemudian 360 derajat ke kanan sebelum menghilang dari radar pada ketinggian 15 ribu kaki.
Badan investigasi kecelakaan Perancis, BEA, yang menjadi penasihat Mesir dalam pencarian di bawah air, mengatakan bahwa salah satu kapal pencari mendapat sinyal dari salah satu kotak hitam, yang posisinya telah dipersempit ke 1 sampai 2 km.
(stu)