Jakarta, CNN Indonesia -- Komunitas Muslim di Desa Khaksabad menggalang dana untuk mendirikan sebuah gereja baru bagi warga Kristen karena tempat ibadah itu sebelumnya tersapu banjir.
"Saya mempelajari proyek ini dari pertemuan komunitas bulan lalu. Gereja juga merupakan rumah Allah. Berdoa merupakan yang utama. Kami memuja Tuhan yang sama," ujar seorang warga, Dilawar Hussain, seperti dikutip
The Independent.
Donasinya sendiri tergantung pada kondisi perekonomian. Seorang petani memberikan 2.000 rupe (Rp252 ribu), sementara pebisnis lokal menyumbang 10 ribu-30 ribu rupe (Rp1,2-3,7 juta).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bantuan ini juga digencarkan untuk menunjukkan solidaritas keagamaan, enam tahun setelah terjadi penyerangan terhadap umat Kristiani di wilayah itu.
"Setelah kericuhan lokal, kami mencoba mengajak warga lebih bersatu. Kami sudah meningkatkan aktivitas kami sehingga tidak perlu lagi ada insiden seperti itu. Dengan membangun gereja ini, kami ingin menunjukkan bahwa kami bersatu," ucap seorang warga lainnya, Ijaz Farooq.
Kerusuhan itu terjadi di Gojra, kota terdekat dengan Khaksabad, pada 2009 lalu. Ketika itu massa menyerang rumah-rumah orang Kristen dan menewaskan 10 orang. Tujuh orang dibakar hidup-hidup dan empat gereja dibakar.
Tragedi itu menorehkan luka bagi warga sekitar. Seorang warga Kristen di Khaksabad, Faryal Masih, tak menyangka hal itu dapat terjadi di kampung halamannya.
"Sejak kecil, kami hidup bersama. Kami hidup dalam damai dan saling menghadiri pernikahan masing-masing. Kami bersama dalam suka dan duka. Saya berdoa agar kami tidak mengalami apa yang terjadi di Gojra," tutur Masih.
Setelah kejadian itu, Masih sendiri tak percaya komunitas Muslim akan membantu mereka mendirikan gereja.
"Namun yang mengejutkan saya, konstruksi dimulai sebulan setelah pengumuman. Mimpi lama komunitas kami akhirnya terwujud," katanya.
(stu)