Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak berwajib di Amerika Serikat sedang mendalami laporan, yang menyebutkan kalau pelaku penembakan kelab gay Pulse di Orlando, Florida, pada Minggu (12/6), ternyata ialah seorang gay yang belum sempat membuka jati dirinya.
Jika laporan itu benar, maka aksi penembakan yang dilakukan bisa dikategorikan sebagai kejahatan atas dasar kebencian terhadap diri sendiri.
Sang pelaku penembakan, Omar Mateen, tewas ditembak polisi setelah melakukan aksi penembakan selama tiga jam yang menewaskan 50 orang dan melukai puluhan orang lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampai saat ini, belum diketahui dengan pasti apa motif penembakan yang dilakukannya, meski ia mengaku berafiliasi dengan ISIS.
Mateen ialah warga New York yang lahir dari keluarga imigran asal Afghanistan. Ia pernah menikah dan diduga melakukan kekerasan dalam rumah tangga kepada istrinya.
Laporan yang menyebut kalau Mateen ialah seorang gay berasal dari sumber yang dikutip oleh
Reuters, yang mengatakan kalau Mateen sering mengunjungi kelab gay, termasuk Pulse.
Salah satu karyawan di kelab gay Parliament House, pernah melihat Mateen datang bersama teman prianya pada dua tahun yang lalu.
“Ia mengenalkan dirinya sebagai Omar,” kata sang karyawan.
“Ia sangat pendiam. Tapi setelah mabuk, ia kesulitan mengontrol emosinya, sehingga kami harus membuatnya pergi,” lanjutnya.
Tapi, karyawan di Pulse mengatakan kalau kesaksian itu tidak benar.
“Saya tidak pernah melihatnya. Tidak ada yang mengenalnya sebelumnya,” kata sang karyawan.
Mengunjungi kelab gay belum bisa dijadikan bukti kalau Mateen ialah seorang gay, tentu saja ia memiliki banyak alasan untuk mendatanginya.
“Laporan ini memang masih terlalu dini, tapi kami akan terus menyelidikinya sampai menemukan fakta baru,” kata salah satu pihak berwajib.