Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Tokyo, Yoichi Masuzoe, berencana mengajukan pengunduran diri paling cepat pada Rabu (15/6) pagi setelah dikecam karena penyalahgunaan dana pajak, termasuk untuk liburan keluarga dan membeli karya seni.
Rencana ini diberitakan oleh kantor berita Jepang,
NHK, setelah gelombang desakan warga agar Masuzoe melepaskan jabatannya karena berulang kali menolak menjelaskan penggunaan dana publik yang ternyata dipakai untuk belanja pribadi, termasuk membeli komik anaknya.
Majelis Tokyo pun diperkirakan bakal menghimpun suara untuk mengajukan mosi tidak percaya terhadap Masuzoe pada Rabu sore. Mosi ini didukung oleh partai koalisi dan oposisi, termasuk Partai Demokrasi Liberal, tempat Perdana Menteri Shinzo Abe bernaung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dukungan terhadap mosi ini dianggap penting karena adanya kemungkinan dampak pada pemilihan umum Majelis Tinggi bulan depan. Penolakan Masuzoe untuk menjelaskan skandal ini memantik amarah para pemilih di Tokyo.
"Sangat wajar jika ia keluar. Ia didesak oleh keinginan para pemilih Tokyo," ujar Tomoko Oyama, seorang anggota majelis dari Partai Komunis, salah satu pihak yang paling lantang mengkritik Masuzoe.
Diberitakan
Reuters, pada Senin lalu sebenarnya Masuzoe sudah memastikan akan mengembalikan gajinya. Ia meminta pemungutan suara mosi tidak percaya ditunda hingga akhir Olimpiade Rio pada 22 Agustus mendatang, di mana bendera Olimpiade akan ditransfer ke Tokyo sebagai tuan rumah selanjutnya.
Persiapan Olimpiade di Tokyo sendiri sudah sempat tertunda karena pergantian gubernur dari Naoki Inose ke Masuzoe. Namun kini, panitia Olimpiade 2020 mengatkaan bahwa kasus Masuzoe kali ini tidak akan berdampak pada persiapan selanjutnya.
(stu/stu)