Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaku penikaman komandan polisi Perancis ternyata sudah mengumpulkan beberapa target lainnya, termasuk penyanyi rap, wartawan, polisi dan tokoh masyarakat.
Jaksa Perancis, Francois Molins pada Selasa (14/6) memaparkan bahwa polisi menemukan sejumlah daftar nama target di komputer pribadi Larosi Abballa, sang pelaku pembunuhan yang diduga terinspirasi oleh kelompok ISIS.
Diberitakan
The Independent, sejumlah nama target ini ditemukan setelah polisi menggerebek rumah pelaku di Manganville, sekitar 56 kilometer sebelah barat Paris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abballa dilaporkan berteriak 'Allahu Akbar' saat menikam perut sang polisi sebanyak sembilan kali. Sang pelaku kemudian menyandera istrinya, Jessica S, beserta anak yang masih berusia tiga tahun di rumahnya.
Setelah gagalnya bernegosiasi, unit bersenjata RAID menyerbu rumah sang polisi dan menembak mati Abballa. Istri polisi tersebut tewas setelah ditemukan, tapi anak mereka dapat diselamatkan tanpa luka.
Menurut sumber yang dekat dengan penyelidik antiterorisme, sang tersangka juga mengunggah video serangan di akun Facebook miliknya.
Dalam video tersebut, Abballa mempertimbangkan apa yang harus dia lakukan terhadap anak dari pasangan tersebut, menurut keterangan ahli jihad Perancis, David Thomson.
Tersangka yang masih berusia 25 tahun berada di bawah pengawasan pihak keamanan dan satgas antiterorisme, usai keluar dari penjara selama tiga tahun pada 2013 karena merekrut militan ke Pakistan.
Jaksa Molins juga memaparkan bahwa tiga orang yang memiliki hubungan dengan Abballa telah ditahan.
Menurut situs berita Amaq, ISIS mengklaim serangan tersebut. Otoritas Perancis mengatakan mereka 'tidak punya alasan' untuk meragukan klaim tersebut.
Jika klaim itu dapat dikonfirmasi, ini akan menjadi serangan militan pertama di Perancis sejak pemerintah memberlakukan keadaan darurat setelah serangan di Paris pada November lalu yang menewaskan 130 orang.
Menurut laporan surat kabar Perancis, Le Parisien, polisi berusia 42 tahun itu adalah komandan polisi bernama Jean Baptiste S, wakil kepala polisi peradilan di dekat kantor polisi Les Mureaux.
Menurut media Perancis itu, Baptiste bekerja di kantor polisi yang dekat dengan tempat tinggal Abballa.
Presiden Perancis, Francois Hollande, menggambarkan pembunuhan terhadap polisi dan istrinya tidak diragukan lagi merupakan aksi teroris. Hollande menilai Perancis menghadapi ancaman yang signifikan.
Dalam akun Facebook-nya, sang penyerang mengumumkan telah berhasil membunuh petugas kepolisian dan istrinya di rumah mereka, dia mengklaim bahwa 'saudara-saudara yang berada di Sham (wilayah ISIS)' menghubunginya.
"Saya menyatakan, dengan keras dan teguh, kesetiaan saya kepada Emir Abu Bakr al-Baghdadi," tulisnya di Facebook.
"Saya menerima panggilan dari Syekh Abu Muhammad al-Adnani," tambahnya.
Abu Muhammad al-Adnani merupakan juru bicara ISIS yang menyerukan serangkaian serangan selama bulan Ramadan.
Serangan ini dilakukan karena kekalahan ISIS di pusat wilayah seperti Mosul di Irak, Sirte di Libya dan Raqqa di Suriah. Dia mendesak pengikutnya untuk menciptakan "bulan penuh bencana untuk orang-orang kafir."
(ama/stu)