Pemrotes Venezuela Menjarah Makam Mantan Presiden

CNN Indonesia
Rabu, 15 Jun 2016 23:38 WIB
Tidak hanya menjarah dan merampok toko bahan pokok, kini mereka juga merusak makam mantan Presiden Venezuela Romulo Gallegos.
Aksi demonstrasi di Venezuela. (REUTERS/Miraflores Palace)
Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi yang dilakukan pemrotes di Venezuela semakin menjadi-jadi. Tidak hanya menjarah dan merampok toko bahan pokok, kini mereka juga merusak makam mantan Presiden Venezuela yang juga sempat menulis novel Dona Barbara, Romulo Gallegos.

“Mereka menjarah marmer makam. Mereka mencuri kenangan akan keluarga dan sejarah Venezuela,” kata cucu Gallegos, Theotiste, seperti yang dikutip dari Reuters pada Selasa (14/6).

Gallegos, anggota dari Partai Aksi Demokrat, memenangkan kursi pemilihan presiden pada Februari 1948. Namun, sembilan bulan kemudian, ia lengser akibat kudeta militer.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Novelnya yang bertajuk Dona Barbara lalu dirilis pada 1929.

Salah satu anggota Partai Aksi Demokrat mengunggah perusakan makam Gallagos di Caracas melalui Twitter.

Protes di Venezuela awalnya terjadi karena antrean panjang di toko-toko, setelah beberapa orang mencoba untuk membajak sebuah truk makanan, menurut saksi mata.

"Saya sudah di sini sejak pukul delapan pagi. Tidak ada lagi makanan di toko-toko dan supermarket," kata seorang wanita kepada televisi oposisi pemerintah, Vivoplay. "Kami lapar dan lelah,” ujarnya.

Pemerintah menuduh politisi oposisi menyulut kekacauan dan mengklaim bahwa pasukan keamanan telah mengendalikan situasi.

Meskipun Venezuela merupakan anggota OPEC dan memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, turunnya minyak dunia mengakitbatkan negara itu menderita kekurangan berbagai bahan pokok, seperti susu dan tepung yang diiringi dengan melonjaknya harga-harga.

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro selain menyalahkan harga minyak dunia, juga menuding “perang ekonomi” dan upaya kudeta oleh musuh-musuhnya.

"Setiap hari, mereka membawa keluar kelompok orang untuk melakukan kekerasan di jalan-jalan," kata Maduro dalam sebuah pidato. "Dan setiap hari, rakyat menolak mereka dan mengusir mereka."

Kritikus mengatakan kekacauan ekonomi Venezuela adalah konsekuensi dari kebijakan sosialis yang gagal selama 17 tahun terakhir, terutama dalam kontrol harga dan mata uang.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER