Jakarta, CNN Indonesia -- Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, memastikan bahwa hasil referendum yang menunjukkan bahwa negaranya akan hengkang dari Uni Eropa tidak akan berpengaruh terhadap hubungan dengan Indonesia.
"Jangan terbawa emosi. Hubungan dengan Indonesia tidak akan terpengaruh dengan hasil referendum ini. Tidak ada alasan untuk menghentikannya," ujar Malik dalam jumpa pers di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Sabtu (25/6).
Malik lantas memastikan bahwa hubungan Inggris dan Indonesia akan terus bertumbuh, terutama di bidang ekonomi. Pada tahun lalu saja, kata Malik, hubungan dagang kedua negara meningkat 5 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merujuk pada data Kementerian Luar Negeri RI, nilai perdagangan kedua negara mencapai US$2,35 miliar, sementara investasi Inggris di Indonesia mencapai US$503,2 juta pada 2015.
"Inggris merupakan investor terbesar kelima di Indonesia. Kami akan terus meningkatkan kerja sama ini," ucap Malik.
Mempertegas maksudnya, Malik kemudian mengingatkan kembali bahwa komitmen kerja sama kedua negara dapat terlihat saat Presiden RI, Joko Widodo, berkunjung ke Inggris pada April lalu.
"Saat Presiden ke Inggris pada April lalu, ada tiga delegasi yang mendampinginya, 100 pebisnis, dan ada pula 300-400 pebisnis Inggris yang berbicara tentang Indonesia berdasarkan potensi Indonesia dan kemampuan kami untuk mendukung Indonesia dalam perjalanannya. Tidak akan ada perubahan fundamental mengenai ini," tutur Malik.
Senada dengan Malik, sebelumnya Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, juga mengatakan bahwa hasil referendum ini tidak akan mempengaruhi hubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris.
"Indonesia meyakini hasil referendum tidak akan mempengaruhi hubungan bilateral Indonesia-Inggris dan menjadi kepentingan bersama kedua negara untuk terus memupuk kerja sama di berbagai bidang strategis,” kata Retno melalui pernyataan resminya.
Namun, Malik mengakui kemungkinan adanya perubahan kerja sama antara Uni Eropa dan Indonesia yang berkaitan dengan Inggris menyusul referendum Brexit ini.
Pada lawatannya ke Eropa pada April lalu, Jokowi memang sempat bertemu dengan Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker. Dalam pembicaraan tersebut, kedua pemimpin menyambut baik diselesaikannya Scoping Papers yang menjadi dasar Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
Selain itu, Jokowi juga berharap FLEGT License dapat segera diselesaikan. Dengan diterapkannya lisensi ini, otoritas Uni Eropa maupun Indonesia berkewajiban untuk memastikan kayu masuk ke kawasan bukan merupakan hasil penebangan liar.
"Ada beberapa rencana perjanjian antara Indonesia dan Uni Eropa dan sudah dimulai prosesnya. London dan Brussels akan memulai pembicaraan dan bekerja sama lebih lanjut untuk membahas bagaimana kerja sama ini selanjutnya," katanya.
(tyo)