Rusia: NATO Mendukung Teroris

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 25 Nov 2015 19:19 WIB
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikail Galuzin, menganggap dukungan NATO terhadap Turki sebagai dukungan kepada terorisme.
Turki dalam surat yang ditujukan kepada Dewan Keamanan PBB mengatakan bahwa mereka menembak jet Rusia di dalam wilayah udara Turki, sedang Rusia mengklaim pesawatnya ditembak di wilayah Suriah. (Reuters TV/Haberturk)
Jakarta, CNN Indonesia -- NATO langsung menegaskan solidaritasnya kepada Turki usai negara itu menembak jatuh jet Rusia yang dituding melanggar batas wilayah mereka pada Selasa (24/11). Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikail Galuzin, menganggap dukungan tersebut sebagai cerminan bahwa NATO mendukung terorisme.

Dalam jumpa pers di kediamannya di Jakarta, Rabu (25/11), Galuzin menjabarkan bahwa pesawat Su-24 milik Rusia tersebut sedang menjalankan misi penggempuran terhadap ISIS di dekat perbatasan Suriah saat ditembak jet tempur F16 Turki.

"Saat sedang melakukan upaya pemberantasan ISIS di wilayah Suriah, Turki menembak pesawat Rusia. Saya tegaskan sekali lagi di wilayah Suriah, bukan di wilayah Turki. Ditembak di jarak satu kilometer dari perbatasan Turki dan jatuh 4 kilometer dari sana," ujar Galuzin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Galuzin juga menampik tudingan Turki yang mengatakan bahwa pesawat Rusia tersebut sempat memasuki wilayah udara mereka selama 17 detik.

"Data penerbangan Kementerian Pertahanan Rusia jelas menunjukkan, pesawat itu terus, dan tidak pernah keluar dari wilayah Suriah. Turki juga menembaknya di wilayah Suriah," kata Galuzin.

Ia lantas melontarkan tudingan kerasnya terhadap sikap Turki dan NATO yang mendukung di belakangnya.

"Saya pikir, mereka takut ketika melihat Rusia benar-benar ingin menghancurkan ISIS. Mereka tidak mau ISIS dihancurkan Rusia. Dengan demikian, NATO mendukung terorisme," ucap Galuzin.

Terlebih lagi, kata Galuzin, data intelijen Rusia mengindikasikan bahwa minyak ilegal yang diproduksi ISIS ternyata dikirimkan ke Turki. "Turki kemudian menjualnya ke berbagai negara lain," ucapnya.

Semua sikap Turki ini, kata Galuzin, akan berpengaruh sangat serius terhadap hubungan kedua negara. Hal tersebut sudah dapat dilihat dari beberapa keputusan Rusia.
"Di hari yang sama saat pesawat ditembak, Menlu Rusia sebenarnya dijadwalkan mengadakan pertemuan di Turki, tapi langsung dibatalkan. Kami juga mengimbau warga kami untuk tidak pergi ke Turki. Awalnya, Turki adalah teman baik kami, tapi sekarang tidak," katanya.

Berbeda dengan Rusia, Turki dalam surat yang ditujukan kepada Dewan Keamanan PBB mengatakan bahwa mereka menembak jet Rusia di dalam wilayah udara Turki. Bersama pesawat kedua, jet itu terbang sekitar 1,6 kilometer selama 17 detik meski telah diperingatkan sebanyak 10 kali. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER