Jakarta, CNN Indonesia -- Inaugurasi presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte pada pekan ini tidak akan berlangsung mewah seperti presiden sebelumnya. Upacara yang akan dilangsungkan di Istana Malacanang, Manila pada Rabu (30/6) ini hanya akan dihadiri oleh media pemerintah.
"Ini akan benar-benar berbeda. Tidak akan ada botol
champagne bermunculan dan keju," ujar Menteri Komunikasi Filipina Martin Andanar kepada
Reuters, sehari sebelum upacara, Selasa (29/6).
Andanar memaparkan tidak akan ada pesta mewah dalam inaugurasi Duterte, hanya terdapat sejumlah hidangan sederhana yang menampilkan warisan kuliner Filipina, termasuk lumpia, keju putih yang terbuat dari susu kerbau dan
tartlets durian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk minumanan, para tamu dapat memilih berbagai pilihan, seperti minuman dingin yang terbuat dari campuran nanas dan mangga serta jus jeruk lokal yang disebut
dalandan.
Ketika diangkat sumpahnya nanti, Duterte akan mengenakan pakaian tradisional Davao yang terbuat dari serat nanas. Duterte sendiri sudah berjanji ia tidak akan mengenakan pakaian rapi ala pejabat elite, dan bahkan tidak akan mengenakan dasi.
Pembawaan Duterte, 71, memang tidak seperti presiden konvensional lainnya. Andanar menyatakan bahwa alih-alih menumpangi mobil limusin presiden ataupun Mercedes antipeluru, Duterte menyatakan ia ingin menumpangi sebuah truk pikap.
Para pengawal Duterte menyatakan belum jelas apakah sang presiden yang memiliki pembawaan ceplas-ceplos ini benar-benar memenuhi janjinya soal tidak menghuni istana kepresidenan yang mewah di ibu kota dan memilih pulang-pergi dari kampung halamannya, Davao City, setiap hari. Manila dan Davao terbentang jarak yang cukup jauh, sekitar dua jam penerbangan reguler.
Pembawaan Duterte yang merakyat diperkirakan menjadi salah satu faktor yang membuatnya terpilih dalam pemilu presiden Filipina Mei lalu, selain sikap kerasnya terhadap para penjahat dan pengedar narkoba. Duterte menyerukan pembunuhan para kriminal di luar jalur hukum untuk menekan angka kriminalitas di negara itu.
Dalam beberapa pekan sejak kemenangan pada pemilu lalu, telah terjadi lonjakan jumlah tersangka pengedar narkoba yang ditembak mati oleh polisi dan warga anonim di seluruh Filipina. Para pakar menilai gelombang kekerasan terhadap pelaku kriminal sudah dimulai.
"Duterte menggunakan sentimen yang muncul di tengah masyarakat Filipina, bahwa maraknya tindak kejahatan terhadap kemanusiaan namun tidak ada yang bertanggung jawab," kata Chito Gascon, ketua Komisi Hak Asasi Manusia.
Selain menekan tindak kriminal, para pemilih Duterte berharap ia akan dapat memperbaiki kualitas infrastruktur negara, menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan yang membekap lebih dari seperempat dari 100 juta penduduk Filipina.
Meski berjanji untuk mempersempit kesenjangan ekonomi, Duterte juga menyatakan dia akan melanjutkan kebijakan ekonomi pendahulunya, Presiden Benigno Aquino, yang berfokus pada infrastruktur dan efisiensi fiskal, untuk mendorong pertumbuhan mencapai 7-8 persen.
(ama)