Presiden Terpilih Filipina Janji Berantas Kemacetan

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 22 Jun 2016 08:59 WIB
Tak hanya kejahatan, Duterte juga bersumpah pemerintahnya akan memberantas kemacetan yang menjadi momok bagi warga di ibu kota Manila setiap hari.
Ilustrasi kemacetan (StockSnap/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte terkenal vokal menyuarakan pemberantasan tindak kriminal dan kejahatan. Namun, tak hanya kejahatan, Duterte juga bersumpah akan memberantas kemacetan yang menjadi momok bagi warga di ibu kota Manila setiap hari.

Seperti di Jakarta, kemacetan sudah menjadi masalah lama di Manila, yang tak juga kunjung menemui solusi. Survei dari aplikasi navigasi berbasis GPS, Waze, menyebutkan bahwa Manila merupakan kota dengan lalu lintas terburuk di dunia, disusul oleh Rio de Janeiro, Sao Paulo dan Jakarta.

"Citra Filipina rusak karena lalu lintas," kata Arthur Tugade, tokoh yang akan menjabat sebagai menteri transportasi dalam pemerintahan Duterte yang akan dimulai pekan depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika ini bukan krisis, lalu apa yang disebut krisis?" ujarnya, dikutip dari Reuters, Selasa (21/6).

Di hadapan para pelaku bisnis papan atas di Davao, Tugade memaparkan salah satu solusi kemacetan, yakni pembukaan jalan yang mengarah ke lingkungan perumahan untuk mengalihkan penumpukan kendaraan di ruas jalan utama.

Tugade menyatakan bahwa meski belum menjabat pihaknya memiliki kebijakan darurat untuk memangkas birokrasi dalam upaya perluasan jalan raya dan pembangunan ruas jalan baru.

Ia juga menyatakan pihaknya tengah berkordinasi dengan pakar hukum untuk merumuskan berbagai rencananya dalam memberantas kemacetan, yang kemudian akan dipresentasikan di depan Kongres. Tugede menyebut rencananya itu bukan rencana "main-main dan tidak akan diterapkan dengan tiba-tiba."

Pemerintahan Manila sebelumnya sudah menerapkan berbagai strategi dan kebijakan untuk mengatasi kemacetan, namun sebagian besar kebijakan itu dinilai gagal.

Contohnya, ketika Manila melarang kendaraan berjenis truk untuk beroperasi di jalan-jalan ibu kota selama siang hari pada 2014. Kebijakan itu kemudian dihapuskan, hanya sekitar tujuh bulan kemudian, karena menyebabkan penumpukan kontainer di pelabuhan utama Manila, yang menangani lebih dari 80 persen perdagangan luar negeri negara itu.

Perbaikan sistem transportasi yang diusung pemerintahan Duterte juga meliputi upaya untuk memperbaiki kondisi di bandara Manila yang hanya memiliki satu landasan pacu dan satu terminal. Renovasi bandara terbengkalai karena perusahaan yang mengerjakannya memutuskan berhenti lantaran pembayarannya macet. Akibatnya, terjadi sejumlah penundaan penerbangan di bandara ini.

The Japan International Cooperation Agency memperkirakan kemacetan yang terjadi di jalan-jalan utama Manila menyebabkan Filipina kehilangan produktivitas dan pendapatan sekitar 2,4 miliar peso per hari pada periode 2013-2014.

Karl Kendrick Chua, ekonom senior Bank Dunia untuk Filipina, mengatakan bahwa pertumbuhan Filipina bisa mencapai 8 persen jika 15-30 persen waktu produktif warga tidak hilang dalam kemacetan lalu lintas seperti saat ini.

Judith Sanano, seorang akuntan yang kantornya di pusat Manila berjarak 13 kilometer dari rumahnya, harus menghabiskan waktu 3 jam untuk mencapai rumahnya setelah pulang kantor.

"Anda tidak akan kelelahan karena bekerja tetapi Anda lelah karena perjalanan pulang," ujarnya.

"Duterte bukanlah Tuhan yang secara ajaib dapat memperbaiki kekacauan ini. Ini akan memakan waktu lama sebelum lalu lintas akhirnya teratasi," katanya. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER