Salah Satu Pelaku Serangan Dhaka Pernah Kuliah di Malaysia

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Senin, 04 Jul 2016 17:50 WIB
Nibras Islam, salah satu pelaku serangan yang menewaskan 20 orang di restoran di Dhaka, Bangladesh, pernah belajar di Monash University, Malaysia.
Kepolisian dan pemerintah mengatakan bahwa para pelaku datang dari keluarga Bangladesh yang mampu. (Reuters/Mohammad Ponir Hossain)
Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa hari setelah penyerangan berdarah di satu restoran di Dhaka, Bangladesh, yang menewaskan 20 orang, fakta mengenai para pelaku mulai bermunculan. Kini, dilaporkan bahwa salah satu pelaku, Nibras Islam, belajar di Monash University, Malaysia.

Sejumlah media Bangladesh mengabarkan bahwa Nibras sebelumnya sempat belajar di universitas privat di Bangladesh hingga akhirnya hijrah ke Malaysia. Di kampus Monash University cabang Malaysia ini, Nibras dipercaya sebagai bendahara pada departemen Layanan Siswa Internasional.

Nibras kemudian kembali ke Dhaka untuk melanjutkan studinya ke jenjang lebih tinggi di sebuah institusi privat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Media Malaysia pun mulai memberitakan bahwa kini pemerintah sedang menyelidiki kebenaran kabar mengenai Nibras ini.

Namun, teman sekelas Nibras mengonfirmasi kepada petugas bahwa akun Facebook dengan nama Nibras Islam memang merupakan milik rekannya tersebut.

Seorang rekan Nibras juga mengonfirmasi akun Twitter milik pelaku penyerangan itu. Menurut penelusuran Dow Jones, akun Twitter itu pernah memberikan informasi cara berhubungan dengan kelompok radikal melalui internet.

Sementara itu, dua pelaku serangan lainnya yang sudah teridentifikasi, Mir Samih Mubashir dan Rohan Imtiaz, juga dilaporkan pernah belajar di universitas privat di Dhaka.

Kepolisian dan pemerintah memang mengatakan bahwa para pelaku datang dari keluarga Bangladesh yang mampu.

Ahli kontraterorisme dari Bangladesh Enterprise Institute, Faiz Sobhan, juga mengetahui bahwa beberapa pelaku penyerangan pernah menuntut ilmu di sekolah-sekolah internasional.

[Gambas:Video CNN]

"Bisa jadi mereka tidak senang dengan kehidupan pribadi mereka, mereka dapat diradikalisasi dengan mudah dan dicuci otaknya dan kemudian memutuskan untuk bergabung dengan kelompok ekstremis, atau mengaku setia pada kelompok seperti ISIS dan melakukan serangan brutal," tutur Sobhan seperti dikutip Channel NewsAsia.

Kendati demikian, pemerintah Bangladesh selalu menekankan bahwa militan lokal di negaranya tak memiliki kaitan dengan jaringan teroris internasional.

Selama ini, pemerintah menyalahkan kelompok militan Jamaat-ul-Mujahideen Bangladesh atas serangkaian serangan brutal di negaranya.

Seorang pejabat di Bangladesh tak menutup kemungkinan para pelaku terinspirasi dari serangan ISIS di luar negeri, tapi tidak terkait langsung dengan kelompok militan itu.

"Beberapa gambar [yang diunggah di jejaring sosial] mengindikasikan mereka didorong oleh aktivitas ISIS di luar negeri. Namun, tidak menunjukkan hubungan langsung dengan ISIS," katanya. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER