Jakarta, CNN Indonesia -- ISIS dilaporkan sudah kehilangan seperempat daerah kekuasaannya di Irak dan Suriah selama 18 bulan terakhir.
Merujuk pada data perusahaan riset lembaga pemerhati terorisme, IHS, enam bulan setelah ISIS mendeklarasikan kekhalifahannya, tepatnya Januari 2015, wilayah kekuasaan ISIS mencapai 90.800 km persegi. Namun kini, ISIS hanya menguasai luas wilayah 68.300 km persegi.
Penyusutan wilayah ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kelompok militan tersebut akan meningkatkan serangan terhadap warga sipil di Timur Tengah dan Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan menyusutnya wilayah ISIS, semakin jelas bahwa proyek pembentukan negara telah gagal, kelompok itu akan memprioritaskan kembali pemberontakan," ujar seorang analis senior dari IHS, Columb Strack, seperti dikutip Reuters.
Melanjutkan penjelasannya, Strack berkata, "Kami dengan berat hati memprediksi peningkatan serangan massa dan sabotase infrastruktur ekonomi di Irak dan Suriah, dan lebih jauh lagi, termasuk Eropa."
Perebutan kembali markas ISIS di Fallujah, misalnya, menyebabkan penggencaran serangan bom terhadap target-target Syiah.
Tak lama setelah perebutan itu, di daerah barat Fallujah, yaitu wilayah Baghdad, terjadi serangan bom bunuh diri di tempat perbelanjaan yang ramai. Insiden yang disebut-sebut sebagai serangan terburuk ISIS di Irak ini merenggut 300 nyawa.
Sementara itu, ISIS juga kehilangan kendali atas Kota Ramadi, salah satu benteng pertahanan kelompok militan tersebut sejak menggempur Irak pada 2014. Kini, tentara sedang berupaya merebut kembali Mosul, kota terbesar di utara Irak yang diklaim oleh ISIS sebagai ibu kota.
Di Suriah, ISIS juga mulai kehilangan daerah kekuasaan akibat gempuran banyak pihak, baik itu serangan udara Rusia yang mendukung Presiden Bashar al-Assad, maupun koalisi pimpinan Amerika Serikat dan kelompok pemberontak dukungannya, seperti Pasukan Demokratik Suriah (SDF).
Pada Februari, SDF merebut Kota al Shadadi, daerah penghubung logistik ISIS. Sebulan kemudian, pasukan Suriah yang dibantu serangan udara Rusia berhasil mengusir ISIS dari Palmyra dan daerah sekitarnya.
Kini, SDF tengah menggencarkan upaya perebutan kembali Raqqa, wilayah yang diklaim sebagai ibu kota ISIS di Suriah.
(den)