Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, dijadwalkan menghadiri Asia-Europe Meeting (ASEM) di Ulan Bator, Mongolia, pada 15-16 Juli mendatang. Di sela ASEM, JK juga akan melakukan pertemuan bilateral.
Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, ada beberapa permintaan pertemuan bilateral dari negara dua kawasan itu. Namun, kini RI sedang mengatur jadwal bilateral dengan lima negara.
“Wapres ada beberapa permintaan bilateral, tapi harus lihat jadwal terlebih dahulu. Sementara ini, sedang coba
arrangement bilateral dengan Belanda, Myanmar, Cheko, Estonia, dan Jepang,” ujar Arrmanatha dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (14/7).
Namun, Arrmanatha tak menjabarkan lebih lanjut pokok pembahasan yang akan tersaji di meja pertemuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuan tersebut, JK akan didampingi oleh Wakil Menlu RI, A.M. Fachir, untuk bertemu dengan pemimpin anggota ASEM yang terdiri dari 53 negara.
Menurut Arrmanatha, pertemuan ini sangat penting karena gabungan dari kedua kawasan ini merupakan 60 persen dari penduduk dunia dan merepresentasikan 60 persen perekonomian global.
Bertema
20 Years of ASEM: Partnership for the Future through Connectivity, Indonesia sendiri akan mendorong upaya aktivasi kerja sama di antara kedua kawasan ini.
“ Indonesia melihat perlunya konektivitas yang komprehensif dan inklusif. Tidak hanya infrastruktur, tapi juga ekonomi, perdagagan, investasi, shared values, digital economy, dan people to people contact,” tutur Arrmanatha.
Pertemuan ini akan menghasilkan dua dokumen, yaitu Ulan Bato Declaration dan
chairman statement. Deklarasi itu akan berisi kesepakatan penguatan kerja sama ASEM.
“
Chairman statement akan berisi rangkuman pembahasan ASEM, mulai dari isu strategis, perubahan iklim, konektivitas, perdagangan,
sustainable development, terorisme, dan keadaan dunia,” kata Arrmanatha.
Ditanya apakah Indonesia akan membahas
persoalan di Natuna yang melibatkan China serta soal situasi keamanan di wilayah perairan Indonesia-Malaysia-Filipina terkait penculikan WNI oleh militan Abu Sayyaf, Arrmanatha menjawab, "Isu itu tidak jadi agenda karena tema acara lebih ke konsep ASEM ke-20 tahun sehingga ASEM bisa semakin berkembang."
(stu/stu)