Tegal, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan dunia internasional mengapresiasi langkah Indonesia yang menerima ribuan imigran asal Bangladesh dan Rohingya.
"Kita dihargai dunia karena kita menerima mereka (Rohingya)," kata JK dalam pidato pembukaan Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI di Tegal, Jawa Tengah (7/6).
JK menjelaskan langkah yang diambil oleh Indonesia berkiblat pada sila ke-2 Pancasila, 'Kemanusiaan yang Adil Beradab’.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya katakan terima saja, terima!," katanya mengulang instruksinya kala itu pada TNI, Polri dan pemerintah daerah.
Saat ini, ada sekitar 1.700 imigran Rohingya dan Bangladesh yang terdampar di Aceh. Mayoritas diselematkan oleh nelayan Aceh yang menemukan kapal mereka terkatung-katung di lautan. Indonesia dan Malaysia sepakat untuk menampung para pengungsi selama satu tahun dan akan merepatriasi mereka secara bertahap.
Ribuan pengungsi etnis Rohingya melarikan diri dari kampung halaman mereka di Myanmar dan menjadi korban perdagangan manusia demi menghindari diskriminasi di tengah mayoritas umat Buddha Myanmar. Sementara pengungsi asal Bangladesh menjadi imigran karena tekanan ekonomi di negara asal mereka.
Acara Ijtima Ulama Komisi Fatws MUI se-Indonesia sendiri berlangsung pada 7-10 Juni 2015 di Pondok Pesantren Attaudiyah Cikura, Tegal, Jawa Tengah.
Acara ini juga dihadiri oleh Menteri Agama Lukman Hakim, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko.
(stu)