Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Perancis Manuel Valls memperingatkan warganya terhadap kemungkinan serangan teror yang menyebabkan kematian dapat kembali terjadi di negara itu.
Dilaporkaan media Perancis,
France24, Valls meminta warga agar belajar terbiasa hidup dengan ancaman.
"Meski kata-kata ini sulit diucapkan, sudah menjadi tugas saya untuk melakukannya: Akan ada serangan lain dan akan ada warga tidak bersalah lainnya yang tewas," kata Valls, Selasa (19/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Valls terlontar untuk menanggapi seorang pejabat Perancis, yang tak dipublikasikan namanya, yang menentang perpanjangan status situasi darurat di negara itu.
Sejak serangan truk di kota Nice pada Kamis (14/7) lalu yang menewaskan 84 orang, Perancis memperpanjang status situasi darurat selama tiga bulan ke depan.
Status situasi darurat diterapkan di Perancis sejak serangan teror pada November 2015 yang terjadi serempak di stadion bola, kafe dan restoran, menewaskan ratusan orang.
Serangan truk di Nice terjadi bertepatan dengan Hari Nasional Perancis, Bastille Day. Serangan terjadi ketika Mohamed Lahouaiej Bouhlel, 31, melaju truknya secara zig zag ke arah kerumunan warga di Riviera di sepanjang pinggir laut Promenade des Anglais sejauh dua kilometer, saat perayaan kembang api dimulai, Kamis malam.
Bouhlel merupakan warga negara Tunisia yang bekerja sebagai sopir jasa pengiriminan. Hingga kini penyidik masih mencari motif serangan truk yang diluncurkannya dan kemungkinan keterkaitannya dengan kelompok ekstremis Islam.
Kelompok militan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini.
Valls pekan lalu menyatakan bahwa serangan yang diklaim oleh ISIS itu merupakan aksi ekstremis dan Bouhlel diduga teradikalisasi "dengan sangat cepat."
(ama)