Pemberontak Suriah Selidiki Aksi Pemenggalan Anak dalam Video

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 21 Jul 2016 08:35 WIB
Kelompok pemerhati perang Suriah menuding aksi kejam itu dilakukan oleh salah satu kelompok pemberontak yang didukung AS.
Ilustrasi kelompok pemberontak Suriah (Reuters/Hosam Katan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok pemberontak Suriah yang didukung militer Amerika Serikat menyatakan tengah menyelidiki aksi pemenggalan kepala seorang anak di Aleppo dalam rekaman video beredar di internet. Kelompok pemerhati perang Suriah menuding aksi kejam itu dilakukan oleh salah satu kelompok pemberontak yang didukung AS.

Dilaporkan Reuters pada Rabu (21/7), rekaman video itu memperlihatkan seorang pria yang memenggal kepada seorang anak laki-laki dengan sebilah pisau. Kekejaman semacam ini identik dengan teror yang diluncurkan oleh kelompok militan ISIS yang bercokol di Irak dan Suriah selama tiga tahun terakhir.

Sebelum aksi pembunuhan, video memperlihatkan bahwa sang anak berada di bagian belakang sebuah truk dan tengah ditawan oleh sejumlah pria. Mereka menyebutkan bahwa anak itu berasal dari salah satu faksi Palestina yang ikut bertempur di Aleppo dan mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah tahanan dari Brigade Quds. Mereka kini tidak memiliki pasukan lagi sehingga menggunakan anak-anak," kata salah satu pria dalam video itu.

"Ini adalah anjing Anda, Bashar, anak-anak dari Brigade Quds," kata pria yang lain.

Kelompok pemerhati perang Suriah, Syrian Observatory for Human Rights menyatakan bahwa sejumlah pria itu adalah pejuang dari Gerakan Nour al Din-al-Zinki, salah satu kelompok pemberontak yang menerima dukungan militer koalisi pimpinan AS. Dukungan militer kepada kelompok ini disalurkan dari Turki, termasuk rudal TOW buatan AS.

Departemen Luar Negeri AS menyatakan pada Selasa (20/7) bahwa pihaknya tengah menyelidiki insiden itu. Pada Rabu, seorang pejabat Deplu AS menyatakan Amerika Serikat tidak secara terbuka mengidentifikasi kelompok oposisi Suriah yang menerima dukungan AS.

"Kami secara rutin menutupi kelompok yang bekerja sama dengan kami dan menerima dukungan kami, seperti yang kalian tahu, dan catatan penerapan HAM menonjol karena hal itu," kata pejabat Deplu AS, yang menolak untuk dipublikasikan namanya.

Namun, ia menyatakan bahwa "Kami tidak mendukung kelompok yang membenarkan kebiadaban semacam ini, titik. Kami mencatat bahwa al-Zinki menyatakan mereka akan menyelidiki insiden ini, dan kami berharap mereka melakukannya secara menyeluruh dan transparan."

Dalam pernyataannya, Nour al-Din al-Zinki sendiri mengecam insiden yang dinilai sebagai "pelanggaran hak asasi manusia yang disebarkan di situs media sosial," dan menyatakan bahwa aksi itu tidak mewakili kebijakan atau praktik kelompok tersebut.

Kelompok itu juga mengaku telah menahan sejumlah individu yang terlibat dalam insiden tersebut, dan membentuk sebuah komite penyelidikan. "Semua orang yang melakukan pelanggaran tersebut telah ditahan dan diserahkan kepada komite penyelidikan yang sesuai dengan standar hukum yang relevan," bunyi pernyataan itu.

Sementara, melalui pernyataan daring, Brigade Quds juga membantah bocah berusia 12 tahun merupakan salah satu prajurit mereka. Kelompok ini menyatakan sang anak berasal dari keluarga miskin yang tinggal di daerah Kamp Handarat di sebelah timur laut Aleppo, yang ditahan pemberontak.

"Anak itu sedang sakit, dibuktikan dengan adanya infus di tangannya," bunyi pernyataan Brigade Quds. Anak dalam video diperban di bagian pinggang dan salah satu kakinya, serta terdapat tabung infus di dekat lengannya.

Terkait insiden ini, Kementerian Luar Negeri Suriah menulis surat kepada Sekjen PBB, Ban Ki-moon, memintanya untuk mengutuk semua kejahatan terhadap rakyat Suriah dan warga Palestina di Suriah. Surat itu meminta PBB untuk menghukum negara yang mendukung kelompok pemberontak di Suriah. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER