Upaya Pencarian Pesawat MH370 Diduga Salah Tempat

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 21 Jul 2016 12:38 WIB
Tim pencari memperkirakan MH370 jatuh dengan meluncur turun, memungkinkan lokasi jatuhnya pesawat lebih luas dari yang sebelumnya diperkirakan.
Tim pencari memperkirakan MH370 jatuh dengan meluncur turun, memungkinkan lokasi jatuhnya pesawat lebih luas dari yang sebelumnya diperkirakan. (Reuters/Rob Griffith)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tim penyidik yang memimpin pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 mengaku mereka mungkin melakukan pencarian di lokasi yang salah. Pasalnya, mereka memperkirakan pesawat nahas itu jatuh dengan meluncur turun, bukan menukik sebagaimana yang selama ini diyakini, sehingga memungkinkan lokasi jatuhnya pesawat lebih luas dari yang sebelumnya diprediksi.

Pencarian pesawat yang menghilang pada Maret 2014 dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing itu dilakukan di area seluas lebih dari 120 ribu kilometer persegi di Samudera Hindia, sebelah barat Australia. Upaya pencarian itu dipimpin oleh perusahaan teknisi Belanda, Fugro, selama dua tahun.

Namun sejauh ini, pencarian pesawat yang membawa 239 penumpang dan awak itu tidak juga membuahkan hasil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upaya pencarian diperkirakan akan berakhir dalam tiga bulan, atau bahkan dipercepat, tergantung dari keputusan dalam pertemuan tiga negara kunci, yakni Malaysia, China dan Australia pada Jumat (22/7) mendatang.

"Jika tidak ada [bukti pesawat], berarti ada di tempat lain," kata direktur Fugro, Paul Kennedy kepada Reuters, Rabu (20/7).

Meski Kennedy tidak mengecualikan sejumah kemungkinan lain yang membuat pesawat tidak ditemukan di zona pencarian, ia dan timnya berpendapat kemungkinan lain yang bisa saja terjadi adalah bahwa pesawat itu meluncur turun dan bisa saja masih dikendalikan oleh pilot saat jatuh.

Hal ini memungkinkan pesawat itu berada di luar area yang ditandai dengan perhitungan dari citra satelit.

"Jika [pesawat] itu masih diawaki [ketika jatuh] maka bisa saja pesawat itu meluncur jauh, lebih jauh dari area pencarian kami, jadi saya percaya kesimpulan logis adalah mungkin saja ada skenario lain [semacam ini]," katanya.

Keraguan tim pencari akan lokasi pencarian yang tepat diduga akan memicu seruan untuk mempublikasikan seluruh data yang tersedia, sehingga para akademisi dan perusahaan saingan bisa memperkirakan sendiri lokasi yang tepat untuk pencarian.

Hipotesis soal jatuhnya pesawat dengan meluncur juga merupakan spekulasi pertama yang dikemukakan pejabat resmi pencarian itu, semakin membuka lebar kemungkinan bahwa pilot masih memegang kendali pesawat di saat-saat terakhirnya.

Pasalnya, sejak kecelakaan terjadi, berbagai spekulasi merebak soal apakah pilot masih memegang kendali pesawat atau tidak, apakah pesawat itu dibajak atau apakah seluruh penumpang dan awak tewas seketika ketika pesawat itu menukik ke dalam air.

Terdapat juga spekulasi dari para pakar bahwa mungkin saja seseorang dengan sengaja mematikan transponder pesawat dan mengalihkan penerbangan ke wilayah yang jauh dari rute semula. Seluruh spekulasi menambah kompleks salah satu misteri terbesar dalam dunia penerbangan ini.

Namun, spekulasi soal jatuhnya pesawat dengan meluncur tidak didukung oleh sejumlah lembaga yang menyelidiki kecelakaan ini, yakni Boeing Co dari AS, Thales SA dari Perancis, ​​Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS, perusahaan satelit Inggris Inmarsat PLC, Cabang Investigasi Kecelakaan Udara Inggris, serta Organisasi Sains dan Teknologi Pertahanan Australia. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER